Manokwari,(Antara)-Provinsi Papua Barat terus mendapat aliran dana bantuan luar negeri untuk menjaga kelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat di kawasan terumbu karang daerah tersebut.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Papua Barat Charley Heatubun di Manokwari Senin, mengatakan, Pemprov Papua Barat telah menggandeng sebuah yayasan bernama Kehati menyusul peluncuran daerah tersebut sebagai Provinsi Konservasi.
"Yayasan Kehati yang akan mengelola dana bantuan luar. Saat sudah ada beberapa donatur luar negeri dan dana yang terkumpul saat ini sekitar 18 juta dolar Amerika," kata Charley.
Dia mengutarakan, kerjasama dengan Yayasan Kehati dilakukan untuk mengoptimalkan pengelolaan kawasan raswan bloe abadi.
Diharapkan kehadiran Kehati dan bantuan para donatur bisa mengoptimalkan upaya pelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat di kawasan segitiga terumbu karang dunia yang ada di daerah tersebut.
"Segita terumbu karang dunia itu berada di Raja Ampat, Kaimana dan Teluk Wondama. Kita percayakan kepada Kehati untuk mengelola dana bantuan itu," ujarnya.
Charley menyebutkan, pada tahun 2018 akan digelar konferensi internasional. Diharapkan Kehati bisa memunculkan inovasi baru mengenai upaya pelestarian keanekaragaman hayati dan upaya pemberdayaan masyarakat di daerah tersebut.
Ia menambahkan, 18 juta dolar Amerika dana bantuan luar negeri itu saat ini tersimpan di Singapura. Bunga atau deviden dari dana itu akan dimanfaatkan untuk membiayai kegiatan konservasi di Papua Barat.
"Dana itu yang dikelola Kehati, bila ada proposal kegiatan terkait upaya konservasi bisa diajukan ke Kehati. Mereka yang akan menyeleksi dan menentukan proposal yang layak," katanya lagi.
Menurutnya, semua elemen seperti perguruan tinggi dan lembaga masyarakat bisa mengajukan proposal kegiatan untuk mendukung program konservasi di daerah ini.(*)
Bantuan luar negeri terus mengalir ke Papua Barat
Senin, 30 Oktober 2017 8:45 WIB