"Dengan hadirnya sekolah misionaris ini maka meningkatkan kualitas misionaris. Penginjil yang dilahirkan dari sini tidak hanya memiliki kapasitas di tingkat lokal tetapi juga akan lahir penginjil kapasitas internasional untuk memenangkan dunia," kata Hermus saat meresmikan SMM GPdI Jemaat Betesda di Manokwari, Kamis.
Ia mengatakan, berdirinya SMM GPdI Betesda sangat bermanfaat untuk membangun umat di Kabupaten Manokwari sebagai Kota Injil. Apalagi SMM GPdI Betesda merupakan sekolah misionaris pertama di Papua Barat.
Pembinaan dan pembangunan bidang agama di Kabupaten Manokwari mempunyai kedudukan dan peranan sangat penting. Pembinaan agama menjadi bagian integral dari upaya pembangunan landasan moral masyarakat sehingga jadi pendukung keberhasilan pelaksanaan pembangunan dari daerah hingga nasional.
"Ada hal yang bisa dilakukan gereja dan tidak bisa dilakukan pemerintah, sebaliknya ada hal yang bisa dilakukan pemerintah tetapi tidak dapat dilakukan oleh gereja seperti pembinaan moral warga," jelasnya.
Hermus menyatakan, Pemkab Manokwari sepenuhnya mendukung pengembangan sekolah misionaris tersebut. Bahkan pemerintah akan membantu anggaran sebesar Rp500 juta untuk tahun ini.
Pendiri School of Mission Motivators Filipina Dr. Paul D. Kim yang hadir langsung pada peresmian tersebut mengatakan, SMM GPdI Betesda hadir pertama di Papua Barat untuk menyiapkan misionaris taraf internasional. Dimana murid-murid SMM GPdI Betesda akan diseleksi kemudian akan dikirim ke Filipina.
"Banyak orang Papua yang belajar misionaris di Filipina. Sehingga kami datang untuk memulai sekolah misionaris di sini," ungkapnya
Sekolah misionaris dan aula gedung serbaguna GPdI Betesda menghabiskan biaya pembangunan Rp1,4 miliar. Bangunan terdiri dua lantai yang berdiri di atas tanah milik GPdI Betesda seluas 394 meter persegi.
