"Tujuan TMMD lebih pada upaya membangun kembali semangat gotong royong.
Kemanunggalan antara TNI dengan rakyat adalah kekuatan besar,"
Manokwari, (Antara)-Setelah sebulan lamanya berjibaku dibawah panas terik dan keringat yang bercucuran Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan warga korban banjir bandang Wasior Kebupaten Teluk Wondama, Papua Barat akhirnya bisa tersenyum lega.
Melalui karya bakti TNI pada program Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD), kini warga di kampung Iriati Wasior bisa menikmati fasilitas jalan yang layak. Ada senyum kebahagiaan di wajah para anggota TNI dan masyarakat
Bagi anggota TNI, mereka bahagia karena bisa memberi manfaat kepada rakyat. Warga pun bahagia karena beberapa fasilitas yang mereka butuhkan terpenuhi.
Wasior adalah salah satu distrik atau kecamatan di Kabupaten Teluk Wondama. Daerah ini pernah mengalami sejarah kelam dan memilukan dimana banjir bandang menerjang daerah tersebut.
Bencana tersebut menyisakan duka mendalam baik bagi warga maupun pemerintah daerah.
Bagaimana tidak, dipagi buta saat orang belum seluruhnya terbangun, saat matahari balum terbit dan saat anak-anak bersiap untuk berangkat ke sekolah, air disertai material batu dan kayu tiba-tiba datang dari lereng gunung Wondiboy menggulung pemukiman warga dan sebagian besar bangunan di Wasior.
Ribuan warga meninggal dari anak-anak hingga dewasa. Ratusan orang dinyatakan hilang dan tidak banyak bangunan yang tersisa. Aktifitas masyarakat lumpuh total akibat peristiwa 10 Oktober itu.
Mensikapi bencana tersebut, program rekonstruksi dan rehabilitasi pun digelontorkan pemerintah untuk memulihkan Wasior. Berbagai program dilakukan, diantaranya pembangunan hunian tetap di Kampung Iriati bagi warga yang kehilangan rumah mereka.
Selain BNPB dan perintah pusat serta daerah, sejumlah unsur lain terlibat dalam proses rehabilitasi Wasior, termasuk TNI, Polri, relawan dan beberapa instansi lain.
Tahun ini, TNI dari Komando Distrik Militer 1703/Manokwari kembali turun tangan dengan merangkul warga dan pemerintah daerah setempat, membangun beberapa fasilitas yang dibutuhkan warga. Kerjasama itu terjalin melalui program Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) di Kampung Iriati, Wasior yang dimulai pada 27 Oktober 2017.
Menurut Dandim 1703/Manokwari Letkol Inf Andy Parulian TMMD ke-100 di Kampung tersebut dilaksanakan tak hanya menyasar program fisik. Kegiatan nonfisik pun dilakukan untuk mendorong serta memacu kemajuan warga kampung.
Selain pengecoran jalan utama sejauh 400 meter, di kampung ini TNI juga memperbaiki Puskesmas pembantu, dan pembangunan saluran air. Pada program nonfisik, TNI melaksanakan pengobatan massal, penyuluhan bela negara serta penyuluhan hukum dengan melibatkan Bhabinkamtibmas Polres Teluk Wondama.
"Tujuan TMMD lebih pada upaya membangun kembali semangat gotong royong. Kemanunggalan antara TNI dengan rakyat adalah kekuatan yang sangat besar nilainya," katanya.
Dandim mengutarakan, program ini dilaksanakan bukan untuk mencari keuntungan. Melainkan upaya untuk membantu pemerintah membangun desa.
Perkuat Daya Tangkal
Sejumlah persoalan masih terjadi di daerah termasuk di Papua Barat, seperti kemiskinan, keterbatasan infrastruktur, kriminalitas hingga masalah nasionalisme dikalangan warga. Ancaman dari luar pun dinilai terus mengincar keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Kehadiran TNI ditengah masyarakat melalui program TMMD diantaranya sebagai upaya untuk memperkuat daya tangkal masyarakat terhadap ancaman dari dalam maupun luar.
"Kemiskinan itu ancaman, semakin banyak orang yang miskin di sebuah negara, itu bisa menjadi potensi kekacauan. Pemerintahan bisa lumpuh jika gelombang protes massa terjadi dalam skala besar," kata Pangdam XVIII/Kasuari Mayjen Joppye Onesimus Wayangkau.
Kemiskinan yang terjadi di wilayah Papua Barat diantaranya terjadi akibat keterbatasan infrastruktur. Program fisik pada TMMD diharapkan dapat mengurangi penyebab kemiskinan di daerah itu.
Sementara program nonfisik dilakukan untuk memperkuat kapasitas atau kemampuan masyarakat dalam menghadapi persoalan sosial yang berkaitan dengan kriminalitas, kesenjangan sosial serta ancaman yang mengarah pada ideologi bernegara.
Bakti TNI
TMMD merupakan bagian dari operasi bakti TNI. Program yang dilaksanakan sejak tahun 1980 itu menyasar seluruh wilayah Indonesia yang memprioritaskan wilayah pedalaman, perbatasan, daerah tertinggal, daerah kumuh perkotaan serta daerah yang mengalami bencana.
Program ini dilaksanakan secara terpadu yang melibatkan TNI, departemen, lembaga pemerintah, pemerintah daerah serta elemen terkait lainya. Masyarakat pun dilibatkan, sebagai upaya meningkatkan akselerasi pembangunan wilayah pedesaan.
Selain Teluk Wondama, TMMD di Papua Barat sebelumnya pernah dilaksanakan di Kabupaten Teluk Bintuni, Raja Ampat dan Kabupaten Kaimana.
"Tugas TNI bukan hanya saat terjadi perang. Kita juga punya tugas melekat yakni menjaga pertahanan. Tugas ini tidak akan berjalan lancar tanpa dukungan masyarakat," ujarnya menambahkan.
Implementasi Nawacita
Presiden Joko Widodo memiliki nawacita pembangunan diantaranya membangun dari daerah pinggiran. Hal itu dilakukan untuk menekan kesenjangan antara desa dan kota.
Menurut Wakil Bupati Teluk Wondama Paulus Indubri, TMMD merupakan salah satu bentuk implememtasi nawacita tersebut. Program ini sebagai upaya percepatan pembangun desa.
Indubri berterimakasih, kampung Iriati terpilih sebagai lokasi pelaksanaan TMMD di Papua Barat. Pemerintah daerah berharap program ini terus berlanjut dan menjamah daerah lain yang membutuhkan.
"Bersama rakyat TNI kuat, itu terbukti. Kami mendukung itu, pemerintah daerah tidak bisa sendiri dalam melaksanakan pembangunan. Kami butuh peran TNI," ujarnya.(*)
Senyum TNI bersama warga korban banjir bandang Wasior
Kamis, 26 Oktober 2017 11:52 WIB