Manokwari (ANTARA) - Kepala Perum Bulog Cabang Manokwari, Papua Barat Stephanus Kurniawan mengharapkan pemerintah membuat kebijakan terkait distribusi minyak goreng bersubsidi Minyakita ke wilayah Papua dan Papua Barat mengingat kebutuhannya semakin meningkat.
“Seharusnya ada kebijakan tiap perusahaan produsen Minyakita wajib suplay ke Papua dengan kuota tertentu yang dikoordinir pemerintah. Pasti stok Minyakita di Papua-Papua Barat bisa terjaga, karena di sini permintaan banyak,” kata Stephanus di Manokwari, Rabu.
Meskipun Minyakita merupakan barang bersubsidi tapi stoknya untuk wilayah Papua dan Papua Barat tidak selalu tersedia setiap saat. Hal itu lantaran Bulog harus mencari sendiri perusahaan produsen Minyakita yang bisa menjual dan mengirim Minyakita dengan harga sesuai harga eceran tertinggi (HET).
“HET Minyakita di pedagang Rp14.000, kita jual ke pedagang Rp12.600. Untuk pembelian, kita dikoordinir Kanwil Bulog Papua dan Papua Barat yang harus mencari sendiri perusahaan Minyakita yang menjual dengan harga segitu,” ujarnya.
Stephanus mengatakan, produsen atau perusahaan pembuat Minyakita tidak hanya satu. Minyakita diproduksi oleh perusahaan eksportir sebagai syarat izin ekspor. Sehingga tidak semua produsen Minyakita memiliki harga sama dan dapat mengirim ke Indonesia timur dengan harga yang sesuai HET.
“Minyakita ini dapat subsidi pemerintah dalam bentuk pengangkutan. Misalnya, angkutan ke Papua, ongkos kirimnya itu yang disubsidi pemerintah. Tapi subsidi langsung diberikan pada perusahaan yang bersangkutan,” katanya.
Ia menambahkan, penjualan Minyakita di Bulog murni komersial sehingga tidak ada kuota yang wajib dipenuhi Bulog. Tugas Bulog hanyalah mencari perusahaan Minyakita yang sesuai HET lalu disalurkan pada pedagang.
“Karena kita cari sendiri, jadi kalau kita dapat perusahaan yang jual sesuai HET ya kita ambil. Tapi kalau tidak ada, ya kita tidak bisa jual,” ujarnya.
Stephanus mengungkapkan, saat ini stok Minyakita di Bulog Manokwari sedang mengalami kekosongan sudah hampir sebulan. Pihaknya sedang memesan Minyakita dan baru akan tiba 2-3 minggu ke depan.
“Kalau produksi Minyakita sedang sedikit kita maka tidak dapat. Ini sudah hampir sebulan belum pernah dapat Minyakita. Stok Minyakita terakhir itu 72.000 liter atau 4 kontainer. Stok itu habis dalam waktu 3 minggu saja. Karena begitu ada barangnya, kita langsung jual ke pedagang,” ujarnya.
Berdasarkan aturan yang berlaku saat ini, katanya, Bulog tidak berkewajiban menjual atau menyalurkan Minyakita, sebab penjualan Minyakita bisa juga dilakukan oleh pihak swasta, bukan hanya Bulog.
Bulog harapkan kebijakan distribusi Minyakita ke Papua
Rabu, 26 Juli 2023 15:17 WIB