Sorong (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Sorong siap menerapkan numerasi metode gampang, asik dan menyenangkan (gasing) kepada 64 siswa SD dan SMP melalui pelatihan kompetensi sebagai bagian dari peningkatan kemampuan siswa di dalam berhitung.
Penjabat Bupati Sorong, Papua Barat Yan Piet Mosso usai membuka kegiatan pelatihan peningkatan kompetensi numerasi dengan metode gasing, Selasa, menjelaskan program penerapan metode gasing ini merupakan kerja sama antara Institut Yohanes Surya dengan Pemerintah Kabupaten Sorong guna memberikan pelatihan dan memperkenalkan metode berhitung tanpa alat bantu kepada siswa-siswi SD dan SMP.
"Untuk Kabupaten Sorong tahun ini 64 siswa yang ikut dan 34 guru yang nantinya dilatih dan didik oleh pelatih yang telah disiapkan," jelas Yan Piet Mosso di Aimas Convention Center, Kabupaten Sorong.
Dari 34 guru ini, sebut dia, akan menjadi instruktur untuk melanjutkan pelatihan di seluruh tingkat pendidikan di Kabupaten Sorong.
"Kita berharap hasil dari 34 guru itu bisa menghasilkan 100 orang instruktur sehingga seluruh siswa di tingkat SD, SMP dan SMA/SMK bisa pandai menghitung dengan baik dan benar," kata Yan Piet Mosso.
Realisasi program gasing ini merupakan baru di Kabupaten Sorong, sehingga hanya 64 siswa SD dan SMP yang dilibatkan di dalam pelatihan ini.
Yan Piet Mosso menilai, program gasing ini merupakan sebuah metode baru dan strategis bagaimana membuat seorang siswa berhitung cepat dan tepat, sehingga kerja sama yang dijalin pada 2023 akan dilanjutkan pada 2024 nanti.
"Anak didik kita harus disiapkan mulai dari sekarang di dalam kecerdasan otak untuk berhitung cepat, karena mereka akan menjadi generasi masa depan Indonesia hebat dan generasi emas di masa yang akan datang," ungkap Mosso.
Mosso yakin bahwa penerapan metode gasing ini akan menjadikan anak-anak Kabupaten Sorong sebagai bagian dari investasi pengetahuan anak di masa yang akan datang.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sorong, Reinhard Simamora merincikan, 64 siswa itu berasal dari SD dan SMP yang ada di pedalaman seperti Distrik Makbon, Seget, Sayosa dan Aimas.
Sementara 34 guru itu pun diambil utusan dari sekolah yang tersebar di setiap distrik seperti Distrik Maudus, Wanurian, Sayosa, Sayosa Timur, Maudus, Klamono, Saigun, Aimas, Mayamuk dan Distrik Salawati.
"Jadi karena kebijakan Otonomi Khusus nomor 02 tahun 2021 maka peserta yang terlibat di dalam pelatihan ini adalah 90 persen orang asli Papua dan10 persen non Papua," beber Simamora.
Dia memastikan, November 2023 ini, pembelajaran metode gasing ini sudah harus tuntas di seluruh tingkat pendidikan di Kabupaten Sorong.
"Anggaran yang diplotkan untuk realisasi program gasing ini lebih dari Rp1 miliar," sebut dia.