Jayapura (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Papua dan Papua Barat mendorong Bank Perekonomian Rakyat (BPR) setempat lebih agresif menyalurkan kredit, terutama kepada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sehingga pertumbuhan ekonomi masyarakat lebih optimal.
Kepala OJK Papua dan Papua Barat Muhammd Ikhsan Hutahaean di Jayapura, Minggu (28/5), mengatakan BPR memiliki rencana bisnis yang mudah disetujui sehingga pihaknya memperkirakan pertumbuhan kredit di Papua bisa di atas nasional.
“Dengan mendorong penyaluran kredit yang lebih agresif maka ke depan ekspansi BPR diperkirakan pertumbuhannya bisa di atas nasional,” katanya.
Menurut dia, dengan saat ini BPR berganti dari sebelumnya Bank Perkreditan Rakyat menjadi Bank Perekonomian Rakyat, hal itu bisa lebih kuat dalam permodalan dan peningkatan efisiensi serta profitabilitas.
“Maka kami harapkan BPR di tanah Papua bisa tumbuh lebih kuat sehingga peran dalam perekonomian bisa lebih maksimal,” ujarnya.
Ketua Bank Perkreditan Rakyat (Perbarindo) Papua-Maluku Verasisca Naiggolan mengatakan perkembangan BPR di tanah Papua cukup bagus di mana saat ini ada 12 anggota sehingga pertumbuhan lebih kuat.
“Kami optimis dengan pergantian nama baru ini maka BPR bisa bersaing dengan jasa keuangan lainnya. Apalagi kami bisa semakin kuat dan pelemparan bunga bisa lebih besar lagi,” katanya.
Menurut dia, BPR harus bisa lebih cepat dalam hal bertransformasi agar masyarakat tidak hanya mengenal sebagai bank perkreditan namun juga bisa menabung serta membuka deposito.
Sebelumnya, telah dilakukan peringatan hari BPR-BPRS Nasional yang jatuh pada 21 Mei, di mana untuk wilayah Papua dan Maluku melakukan kegiatan jalan sehat.
Selain itu, dilakukan peresmian perubahan nama Bank Perkreditan Rakyat menjadi Bank Perekonomian Rakyat Papua yang bertempat di Kota Jayapura, Papua, Minggu (28/5).