Manokwari (ANTARA) - Bank Indonesia menilai usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) potensial di Provinsi Papua Barat sudah sangat siap masuk ke pasar digital.
Direktur Departemen Pengembangan UMKM dan Perlindungan Konsumen Bank Indonesia Elsyah MS Chani di Manokwari, Rabu, mengatakan pelaku UMKM telah menggunakan kanal pembayaran nontunai Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) dalam setiap transaksi.
Hal tersebut akan memudahkan pelaku UMKM Papua Barat berkecimpung pada ekosistem ekonomi keuangan digital khususnya e-commerce.
"Sudah bagus karena sudah pakai QRIS dalam setiap transaksi," kata Elsyah.
Ia menilai pembinaan terhadap pelaku UMKM yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Papua Barat berdampak signifikan.
Pelaku UMKM mulai memahami dan beradaptasi dengan sistem keuangan digital yang selama ini digelorakan Bank Indonesia selaku bank sentral.
"Perkembangan sangat pesat. UMKM sudah familiar dengan QRIS," ujar dia.
Menurut Elsyah, pelaksanaan kurasi UMKM potensial hingga pelatihan onboarding secara intensif bagi pelaku UMKM akan meningkatkan daya saing produk yang akan dipromosikan melalui pasar digital.
Ke depan, arah pengembangan produk UMKM harus lebih beragam dan berkualitas dari sisi kemasan maupun fungsi guna menjawab selera konsumen.
Contohnya, perajutan tas tradisional noken yang menggunakan bahan alami harus disesuaikan dengan selera pasar yang akan dituju.
"Banyak sekali produk yang bagus, ada kopi asli Papua, keripik sukun, tas noken, dan lainnya," ujar dia.
Bank Indonesia, kata dia, terus berkolaborasi dengan pemerintah daerah agar kerangka kerja pengembangan produk UMKM di Papua Barat semakin berdaya saing.
Dengan demikian, UMKM mampu memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian Papua Barat pada masa mendatang.
"Bank Indonesia melalui kantor perwakilan terus memberikan dukungan," ucap Elsyah.
Penjabat Gubernur Papua Barat Paulus Waterpauw, menuturkan pelaku UMKM diberikan pelatihan peningkatan kemampuan dan pengetahuan sesuai dengan arahan Kemenko Marves agar UMKM dapat menyentuh ekosistem digital.
"Tujuannya supaya UMKM memiliki daya saing dan dapat menjangkau pasar yang lebih luas," ujar Waterpauw.
Program pelatihan, kata dia, dilaksanakan sejak Maret hingga Mei 2023, sehingga UMKM tersebut berhasil membuka toko di marketplace pada 4 Mei 2023.
Di samping itu, Pemerintah Provinsi Papua Barat bersama Bank Indonesia memfasilitasi business matching UMKM dengan pihak perbankan konvensional untuk menyalurkan bantuan dana sebesar Rp216.232.178.000.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Bank Indonesia: UMKM Papua Barat siap masuk pasar digital