Manokwari (ANTARA) - Juru Bicara Jaringan Damai Papua (JDP) Yan Christian Warinussy mengatakan pemerintah harus melakukan investigasi independen terhadap insiden penembakan terhadap pesawat jenis caravan milik maskapai Asian One Air di Lapangan Terbang Beoga, Kabupaten Puncak, Papua Tengah, pada Jumat (14/4).
"Harus ada investigasi supaya bisa mengungkap siapa sebenarnya pelaku bersenjata yang melakukan penembakan," kata Warinussy di Manokwari, Papua Barat, Minggu.
Insiden tersebut, kata dia, menambah daftar peristiwa penembakan yang menyasar fasilitas dan objek sipil namun tidak pernah dilakukan investigasi dengan maksimal.
Selama ini, peristiwa penembakan pesawat kerap terjadi di wilayah pegunungan Papua yang kini menjadi bagian dari pengembangan daerah otonom baru (DOB).
"Kejadian ini sudah kesekian kalinya dan JDP melihat tidak pernah ada langkah investigasi kriminal," tutur Warinussy.
Ia melanjutkan meski insiden penembakan pesawat milik maskapai Asian One tidak menimbulkan korban jiwa tetapi sangat membahayakan nyawa warga sipil.
Oleh sebabnya, JDP menghendaki agar Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) maupun TNI/Polri menghentikan operasi militer dalam arti luas.
JDP juga mengingatkan pimpinan KKB untuk tidak melakukan penyerangan terhadap warga sipil atau fasilitas sipil lainnya seperti rumah penduduk, pesawat, dan lainnya.
"Ini harus menjadi yang pertama dan terakhir kalinya. Bukan tidak mungkin situasinya makin runyam jika penembakan itu mengenai tangki bahan bakar pesawat," jelas Warinussy.
Menurut JDP jalan dialog merupakan langkah yang tepat dan proporsional guna mengakhiri konflik sosial politik berkepanjangan di Tanah Papua selama ini.
Negara di bawah kepemimpinan Preside Joko Widodo sebaiknya segera membuka ruang dialog sesuai tawaran dari KKB demi menciptakan Papua yang damai masa mendatang.
"Segera merancang langkah penyelesaian konflik sosial di Tanah Papua yang sudah berlangsung lebih dari 50 tahun ini," pungkas Yan Warinussy.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul:
JDP: Penembakan pesawat Asian One di Papua harus diinvestigasi