Manokwari (ANTARA) - Penjabat Sekretaris Daerah Provinsi Papua Barat Dance Sangkek meminta jajaran Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat melakukan respon cepat untuk mengantisipasi terjadinya potensi bencana alam seperti gempa bumi dan lainnya akibat perubahan iklim.
Dance Sengkek di Manokwari, Senin, mengatakan dengan terjadinya perubahan iklim yang semakin terasa saat ini maka BPBD harus segera melakukan koordinasi sehingga dapat meminimalisasi dampak yang terjadi saat bencana.
Pada Minggu (12/2) dan Senin (13/2) dini hari, Kota Manokwari dua kali diguncang gempa bumi yang berpusat di Manokwari Selatan.
Dance mengingatkan agar BPBD Papua Barat tidak terlambat melakukan antisipasi potensi bencana di wilayah Papua Barat.
‘’Hari ini kita masuk kantor dalam keadaan waspada, kita sudah lihat Turki seperti apa, di Jayapura Papua seperti apa, begitu juga di Tembagapura Mimika, apalagi kita Manokwari memiliki pengalaman gempa yang cukup besar," ujarnya.
Sehubungan dengan itu, Dance meminta BPBD Papua Barat melakukan koordinasi dengan pihak terkait, termasuk melakukan kajian terkait cepatnya dinamika perubahan cuaca yang sedang terjadi dewasa ini.
"Itu harus dilakukan supaya dipantau, bangun pos pemantau di titik-titik rawan,’’ kata Dance.
Kepala BPBD Papua Barat Derek Ampnir menyebut potensi terjadinya gempa di seluruh Papua cukup besar diakibatkan karena adanya pergerakan lempeng bumi sejak 2 Februari 2023.
‘’Di Provinsi Papua Barat sudah dua kali gempa di daerah patahan Ransiki, Manokwari Selatan. Puji Tuhan dampaknya tidak terlalu besar, tapi getaran di daerah itu sangat terasa,’’ jelas Ampnir.