"Gereja menyesalkan aksi kekerasan membakar pesawat dan menyandera Pilot Philip Max Marthin," kata Ketua PGGP Papua Barat Pendeta Sherly Parinussa di Manokwari, Kamis.
Tindakan KKB, kata dia, sangat merugikan masyarakat sipil di wilayah pedalaman karena membakar pesawat Susi Air Pilatus Porter PC/6 PK-BVY yang digunakan sebagai transportasi sehari-hari.
Pilot berkebangsaan Selandia Baru harusnya mendapat jaminan keselamatan karena memberikan pelayanan bagi masyarakat sipil khususnya orang asli Papua.
"Ini bagian dari tindakan perampasan hak hidup manusia. Pesawat dan pilotnya tidak ada sangkut paut dengan kondisi sosial di Tanah Papua," jelas dia.
"Gereja tetap netral dan terus menyerukan kedamaian di Tanah Papua. Kekerasan yang terjadi selama ini harus segera dihentikan," ucap Sherly.
Gereja juga menyarankan agar TNI-Polri tetap profesional memperhatikan hak masyarakat sipil ketika melaksanakan operasi pembebasan pilot yang disandera KKB.
"Silahkan kejar pelaku tapi jangan langsung menginterogasi dengan cara yang berlebihan apalagi sampai menyiksa warga sipil," tutur Sherly.
Ia melanjutkan, PGGP Papua Barat mengajak seluruh gereja menjaga netralitas dan terus menebarkan kasih demi mewujudkan Tanah Papua adalah tanah damai.
"Kami sangat prihatin, TNI dan Polri harus bekerja keras dan maksimal," ujar dia usai melantik DPTW dan DPW PKS Papua Barat di Manokwari.
Kendati demikian, menurut dia, TNI-Polri harus tetap menerapkan pola pendekatan humanis ketika menjalankan misi keamanan di Tanah Papua.
Pola tersebut akan berdampak positif bagi masyarakat Papua, sehingga program strategis pembangunan berjalan dengan baik.
"Pendekatan humanis, pendekatan ekonomi jauh lebih baik dari pendekatan senjata," pungkas dia.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: PPGP Papua Barat kecam aksi KKB bakar pesawat di Nduga