Pelaksana Tugas Sekretaris Daerah Papua Barat Dance Sangkek menyatakan terus memperjuangkan peningkatan kualitas guru di antaranya melalui sertifikasi guru di daerah setempat.
"Kita di daerah juga sudah mau menyiapkan insentif untuk mendorong mereka supaya ikut sertifikasi karena itu kualitas guru selalu ingin kita tingkatkan dan merupakan bentuk dukungan kami di Papua Barat," ucap Dance di Manokwari, Jumat.
Dalam hal penambahan jumlah guru, dia menyebut terus memberikan kuota penerimaan guru setiap ada peluang yang terbuka seperti melalui rekrutmen Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K), untuk mengurangi adanya gap antara jumlah guru dan murid.
Menurut Dance kebutuhan guru ideal adalah 1:20 atau satu guru mengajar untuk 20 murid. Tetapi di Papua Barat, dia menilai hal itu masih jauh.
"Akibat gap yang terlalu jauh, maka informasi dari guru ke murid itu sulit sampai," ucapnya.
Untuk tingkat kabupaten dan kota, Dance menyarankan agar ada kerja sama yang dibangun Pemkab setempat dengan universitas maupun kampus untuk memenuhi kebutuhan guru di setiap sekolah.
Untuk tingkat kabupaten dan kota, Dance menyarankan agar ada kerja sama yang dibangun Pemkab setempat dengan universitas maupun kampus untuk memenuhi kebutuhan guru di setiap sekolah.
Dia mengaku Pemprov Papua Barat terus mengidentifikasi masalah guru serta mengajak semua pihak untuk memperhatikan kebutuhan guru mengingat adanya dinamika dan perubahan secara global.
Perubahan secara global itu dicontoh Dance seperti perkembangan teknologi digital yang selalu menjadi tantangan guru untuk terus menyesuaikan diri.
Penyesuaian diri setiap guru juga dilakukan pada kebijakan setiap kurikulum yang berlaku.
Selain itu, Dance mengakui belum menemukan mekanisme untuk menjawab masalah kesejahteraan seperti hak-hak dan nasib serta karir guru yang sering diperjuangkan para guru pada setiap dinas pendidikan di kabupaten dan kota.
Kepala PGRI Papua Barat Elli B Wayoi mengharapkan pemerintah daerah memerhatikan apa yang menjadi kebutuhan guru-guru.
Elli juga mengingatkan guru mempunyai patung hukum yakni PGRI yang sejak pendiriannya pada 25 November 1945 silam mengawal kemerdekaan Indonesia serta berjuang membangun pendidikan dan merubah sistem pendidikan dari guru-guru Hindia Belanda kepada guru-guru Indonesia.
"Saya percaya ratap dan tangis dari guru-guru ini belum akan berakhir. Kalau bisa ratap dan tangis ini diakhiri sudah oleh bapak Sekda," harap Elli.
Peringatan HUT Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) ke-77 di Papua Barat sekaligus peringatan Hari Guru Nasional dirayakan dengan upacara bendera yang digelar di halaman Kantor Gubernur Provinsi Papua Barat dan dihadiri ratusan guru pada Jumat pagi dan dipimpin Dance Sangkek.
Selain upacara bendera, guru juga melakukan ziarah makam yang dipusatkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Manokwari di Kelurahan Sanggeng yang dipimpin oleh Kepala Bidang SMK Dinas Pendidikan Provinsi Papua Barat Arius Mofu.