Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Manokwari Imanuel Hasitongan Pangaribuan, Sabtu, menyatakan dukungan itu diberikan dalam bentuk pembangunan satu gedung kesenian.
"Konser perdana musik tradisional Papua hari ini merupakan satu batu loncatan untuk kegiatan seni budaya dan masyarakat di Manokwari terutama kalangan anak-anak muda Papua yang memiliki talenta, bakat dan mencintai seni budaya Papua," ujar dia saat membuka kegiatan Konser Perdana Musik Tradisional Papua.
Dia mengatakan sudah sepantasnya kegiatan-kegiatan seni budaya dikembangkan mengingat Manokwari memiliki visi misi sebagai Ibu kota Provinsi Papua Barat dan kota peradaban di tanah Papua.
Anak-anak muda Papua yang memiliki kecintaan terhadap seni dan budaya terutama seni musik dan lagu-lagu tradisional Papua perlu dihargai dan didukung oleh semua pihak sebagai bagian dari pada pengembangan seni dan budaya.
Ketua Panitia Konser Musik Tradisional Papua Yose Rizal Papuana Mayor menyebut kegiatan Konser Perdana Musik Tradisional Papua itu digelar untuk meningkatkan indeks kebahagiaan masyarakat di Kabupaten Manokwari.
Dia berharap pemerintah daerah mendukung kelompok-kelompok musik khususnya musik tradisional Papua agar kegiatan serupa bisa berjalan ke depannya dengan menghadirkan hiburan-hiburan yang berbasis musik tradisional.
Dalam konser tersebut, ada lima grup musik tradisional masing-masing ialah Gereja Tua Akustik, Farusi Akustik, Mofu Brother, Syowi Arowi, dan Nusmapi Akustik.
Konser yang berlangsung di Lapangan Borarsi, di Kelurahan Padarni, Distrik Manokwari Barat ini disaksikan oleh masyarakat Manokwari dan sejumlah mahasiswa yang mengikuti program pertukaran pelajar yang digagas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.