Stadion sepak bola tersebut diresmikan oleh Wali Kota Sorong Lambert Jitmau pekan lalu agar dapat dimanfaatkan oleh masyarakat terutama para pencinta sepak bola sehingga diharapkan dari stadion ini bisa lahir pesepakbola ternama Indonesia di masa yang akan datang.
Sejak dahulu lapangan hoki menjadi kebanggaan masyarakat kota Sorong sebab letaknya strategis di tengah kota dan menjadi pusat keramaian.
Lapangan hoki juga dekat dengan pantai, tepatnya dengan tembok beton panjang penahan abrasi di wilayah kampung baru kota Sorong yang dinamakan tembok Berlin tempat hiburan masyarakat setempat sejak dahulu.
Namun pada tahun 2018 tembok Berlin tersebut telah dibongkar dan kawasan pantai itu telah direklamasi seluas 25 hektar guna projek kawasan bisnis.
Lapangan hoki sejak tahun delapan puluhan menjadi tempat hiburan bagi masyarakat. Anak-anak muda menjadikan lapangan tersebut sebagai tempat nongkrong di malam hari. Apalagi di malam Minggu, lapangan hoki ramai dengan muda-mudi di kota Sorong yang duduk bercengkerama menghabiskan akhir pekan.
Lapangan hoki juga selalu digunakan untuk berbagai kegiatan besar salah satunya kompetisi sepak bola antar klub di Kota Sorong. Meskipun berlumpur saat hujan tetapi lapangan hoki tetap menjadi lapangan favorit para pencinta pesepakbola untuk menggelar kompetisi.
Lapangan tersebut juga menjadi tempat latihan para pesepakbola di kota Sorong. Dan dari lapangan berlumpur itulah lahir pesepakbola ternama seperti Marthen Tao, Boas Solosa, Ricky Kambuaya dan masih banyak lagi.
Pembangunan stadion
Dari lapangan hoki yang berlumpur saat hujan tersebut, telah lahir banyak pesepakbola ternama sehingga pemerintah daerah kota Sorong termotivasi membangun stadion sepak bola megah di lokasi ini.
Kini stadion sepak bola megah berdiri sebagai bentuk perhatian pemerintah daerah menghadirkan infrastruktur olahraga untuk memacu semangat generasi muda berprestasi di bidang olahraga. Selain itu, juga untuk mempertahankan tanah Papua sebagai penghasil talenta pesepakbola ternama demi mengharumkan nama bangsa Indonesia.
Wali Kota Sorong Lambert Jitmau mengatakan bahwa kebijakannya membangun stadion sepak bola megah di lapangan hoki sebab lapangan tersebut telah menghasilkan para pesepakbola ternama di negeri ini seperti mantan pemain depan Timnas Indonesia Boas Salossa.
Karena itu, kata dia, pemerintah daerah menghadirkan infrastruktur olahraga stadion sepak bola yang layak sehingga menjadi tempat latihan bagi generasi muda agar ke depan muncul banyak pesepakbola ternama menggantikan Boas Salossa dan kawan-kawan.
Ia menceritakan bahwa saat dilantik menjadi Wali Kota Sorong periode pertama dan memimpin upacara Hari Kemerdekaan Republik Indonesia pertama pada 2012 di lapangan hoki hujan membuat lapangan tersebut berlumpur.
"Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke 77 tahun 2022 saya memimpin upacara di stadion sepak bola megah. Dan inilah persembahan saya pada masyarakat kota Sorong karena akan mengakhiri masa jabatan periode kedua pada 22 Agustus 2022," ujar Lambert.
Dia menjelaskan bahwa stadion sepak bola tersebut dibangun dengan APBD murni kota Sorong senilai Rp67 miliar. Pembangunan stadion sepak bola berkapasitas 8.000 penonton itu memakan waktu 11 bulan.
Pembangunan stadion sepak bola tersebut juga diawasi oleh pihak Kejaksaan Negeri Sorong, Pengadilan Negeri Sorong, dan Kepolisian Resor Sorong Kota agar berjalan sesuai dengan prosedur.
Lambert berharap agar masyarakat kota Sorong tetap menjaga keindahan stadion tersebut. Tidak mencoret-coret tembok stadion serta tidak membuang ludah pinang di sembarang tempat yang mengakibatkan tembok bangunan stadion kotor.
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Sorong Fanik Teuhopiory, menyampaikan bahwa luas lapangan adalah lebar 65 meter dan panjang 110 meter sesuai standar nasional.
Ia menjelaskan bahwa stadion sepak bola ini bukan stadion sepak bola berstandar internasional. Tetapi desain lapangan dan rumput adalah standar internasional.
Dikatakan bahwa rumput yang digunakan untuk stadion sepak bola tersebut adalah rumput stadion internasional yang membutuhkan perawatan khusus. Rumput itu pula tidak melukai pemain yang terjatuh saat pertandingan.
Desain lapangan mulai dari dasar sampai di rumput berstandar internasional sehingga saat musim hujan deras pun pertandingan tetap bisa dilakukan karena tidak tergenang air.
"Meskipun sudah diresmikan pekan lalu namun belum digunakan karena masih dalam proses pemeliharaan rumput agar hijau hingga akhirnya Desember 2022," tambah Fanik.
Apresiasi mantan pemain
Pembangunan stadion sepak bola kota Sorong yang megah tersebut mendapat apresiasi dari berbagai pihak. Salah satunya adalah dari mantan penyerang Arema Malang dari Sorong yakni Marthen Tao.
Pemain nasional yang pernah membela Arema Malang dan mempersembahkan 12 gol periode 2004-2006 tersebut merasa bangga kota Sorong punya stadion sepakbola layak sebagai tempat latihan generasi muda harapan bangsa.
Pria yang juga pernah membela PKT Bontang dan mempersembahkan 37 gol periode 1999-2003 ikut pula dalam peletakan batu pertama pembangunan stadion sepakbola kota Sorong yang kini menjadi kebanggaan masyarakat.
Menurut Marthen, keberadaan stadion megah itu menjawab harapan dan impian insan olahraga sepakbola daerah Sorong.
"Terima kasih kepada pemerintah daerah karena telah pembangunan stadion sepak bola berkualitas yang menjadi sarana untuk melahirkan generasi emas Papua menjadi pemain sepak bola hebat di tingkat Nasional maupun Internasional," ujar mantan pemain PSIS Semarang itu.
Stadion sepak bola itu akhirnya menjadi ikon Kota Sorong. Setelah diresmikan warga berbondong-bondong datang setiap sore hari untuk berfoto dengan latar kehijauan rumput stadion sepakbola tersebut.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Lapangan berlumpur kini jadi stadion sepak bola megah di kota Sorong