Manokwari (ANTARA) - Pemerintah menjalankan Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) di 50 kampung yang tersebar di wilayah Provinsi Papua Barat guna meningkatkan akses masyarakat terhadap air bersih dan sarana sanitasi.
Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Papua Barat Marsudi kepada ANTARA di Manokwari, Selasa, mengatakan bahwa pemerintah mengalokasikan dana Rp20 miliar untuk pelaksanaan Program Pamsimas di 50 kampung.
"Masyarakat sangat antusias dengan program air bersih ini karena memang merupakan kebutuhan dasar di kampung-kampung. Apalagi kegiatan ini direncanakan sendiri oleh masyarakat, dikerjakan oleh masyarakat, diawasi oleh mereka sendiri, dan dimanfaatkan juga oleh masyarakat sendiri," katanya.
"Model pemberdayaan seperti ini saya rasa sangat cocok dilakukan di Papua," ia menambahkan.
Ia menjelaskan, penetapan kampung sasaran Program Pamsimas dilakukan berdasarkan usul dari pemerintah daerah. Kampung sasaran Program Pamsimas umumnya sarana penyediaan air bersih dan sanitasinya masih terbatas serta lokasinya sangat jauh dari perkotaan.
Menurut Marsudi, Program Pamsimas Tahap Pertama Tahun 2022 yang sudah berjalan di Kabupaten Manokwari Selatan, Manokwari, Sorong, dan Kaimana.
"Untuk tahap pertama dananya sudah dicairkan 70 persen. Masyarakat sekarang sedang bekerja," katanya.
Program Pamsimas Tahap Kedua 2022 dengan alokasi dana Rp12 miliar akan dilaksanakan di wilayah Kabupaten Raja Ampat, Sorong Selatan, Teluk Bintuni, Teluk Wondama, dan Fakfak.
Marsudi mengatakan bahwa Program Pamsimas sepenuhnya dilaksanakan oleh masyarakat kampung. BPPW Papua Barat hanya menyediakan tenaga pendamping/fasilitator kelembagaan, memberikan pelatihan, dan membantu pembentukan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM), yang mencakup kepala kampung dan tokoh masyarakat.
"Setelah terbentuk KSM, kami menyalurkan bantuan IBM (Infrastruktur Berbasis Masyarakat) untuk mereka kelola sendiri. Masyarakat yang bekerja menjadi tukang pasti mendapatkan uang, demikian pun kelompok ibu-ibu di kampung, sebab uangnya ada sama mereka," katanya.
Ia menambahkan, tenaga pendamping maupun fasilitator Program Pamsimas pun rata-rata orang asli Papua yang direkrut dari kampung penerima manfaat.