Kaimana (ANTARA) - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Provinsi Papua Barat sejak akhir 2018 membidik Kabupaten Kaimana sebagai salah satu lokasi pelaksanaan program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas).
Tidak berlebihan jika program Pamsimas diarahkan ke Kaimana, salah satu kabupaten di wilayah pesisir selatan Pulau Cenderawasih, lantaran di sejumlah kampung (desa) berpuluh-puluh tahun warganya kesulitan mendapatkan air bersih.
Seperti pada umumnya wilayah pesisir selatan Papua mulai dari Kaimana hingga Merauke, warga hanya mengandalkan air hujan untuk bisa diminum karena rata-rata sungai yang mengalir dan akhirnya bermuara di Laut Arafura sudah bercampur dengan air laut atau dalam bahasa lokal disebut air payau.
Warga Kampung Waromi di Distrik Arguni Bawah, Kaimana mengaku mereka harus berjalan kaki berkilo-kilometer ke arah hulu yang berada di dekat lereng gunung untuk bisa mendapatkan air bersih. Ada kalanya warga harus mengayuh perahu untuk bisa mendapatkan air bersih agar dibawa pulang untuk kebutuhan melepaskan dahaga seisi rumah.
Busira Farisa, tokoh masyarakat Waromi menceritakan bagaimana sulitnya masyarakat setempat mencari air untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari.
"Bertahun-tahun lamanya kami masyarakat Waromi harus berjalan kaki, ada juga yang mendayung perahu untuk mendapatkan air bersih," tutur Farisa.
Kini warga di Kampung Waromi tidak perlu kesusahan lagi berjalan kaki dan mendayung perahu, karena sarana air bersih yang dibangun oleh pemerintah melalui program Pamsimas sudah hadir di kampung mereka.
"Kami tidak perlu jalan kaki lagi. Sumber air sudah dekat karena masuk di setiap rumah warga," kata Busira dengan penuh rasa syukur.
Sarana air bersih di Kampung Waromi tersebut diresmikan pemanfaatannya oleh Bupati Kaimana Freddy Thie bersama Wakil Bupati Hasbulla Furuada pada Agustus 2021.
Menyadari kondisi bahwa air bersih merupakan kebutuhan vital bagi kehidupan manusia, warga Kampung Waromi dengan penuh kesadaran tinggi ikut menjaga dan merawat sarana dan prasarana yang telah dibangun dan dihadirkan oleh pemerintah di kampung mereka.
Rasa syukur warga ditunjukkan melalui komitmen mereka untuk menjaga dan mengelola sarana air bersih yang ada, termasuk memberikan iuran untuk perawatan fasilitas tersebut.
Ketua Kelompok Pengelola Sarana Prasarana Air Minum dan Sanitasi (KPSPAMS) Kampung Waromi Rozhy Masumbauw mengatakan sejak serah terima SPAMS dari Kelompok Keswadayaan Masyarakat (KKM) ke KPSPAMS pada 19 Desember 2020, pihaknya telah berusaha melakukan pengelolaan sarana secara baik.
"Perawatan sarana dilakukan secara rutin dengan membersihkan sumber air dan bak penampung sebulan sekali. Setiap dua minggu sekali dilakukan pengecekan jaringan perpipaan," jelas Rozhy.
Ia berterima kasih kepada Kementerian PUPR melalui BPPW Papua Barat dan Pemkab Kaimana yang telah memberikan bantuan sehingga SPAM pedesaan dapat diwujudkan di Kampung Waromi.
22 kampung
Kini program Pamsimas telah dinikmati dan dirasakan manfaatnya oleh warga yang bermukim pada 22 kampung di Kabupaten Kaimana. Penduduk yang bermukim di puluhan kampung itu sebelumnya mengalami kesulitan untuk mendapatkan air bersih.
Sebagaimana di Kampung Waromi, antusiasme masyarakat menerima program Pamsimas juga ditunjukkan warga Kampung Hia, Distrik Buruway.
Sebelum pekerjaan pembangunan fasilitas air bersih dimulai, masyarakat setempat menggelar prosesi adat 'Sinara', yang merupakan salah satu budaya warisan leluhur mereka yang masih dipelihara secara turun-temurun.
Prosesi adat 'Sinara' digelar saat hendak melakukan penggalian tanah untuk pembangunan Penangkap Mata Air (PMA). Warga meyakini upaya adat ini sebagai bentuk doa dan permohonan kepada Sang Pemberi Kehidupan untuk memanfaatkan sumber daya alam mata air.
Bupati Freddy Thie mengapresiasi kehadiran program Pamsimas di wilayahnya.
Tak lupa orang nomor satu di Kabupaten Kaimana itu meminta warga menjaga dan merawat semua sarana dan prasarana air bersih yang sudah dibangun dengan dana yang cukup besar agar bisa dinikmati untuk kebutuhan jangka panjang.
"Dukungan dari semua pihak sangat diharapkan untuk menjaga fasilitas yang sudah tersedia. Misalnya hutan di daerah sumber air sekitarnya dapat dilindungi sehingga ketersediaan air dalam tanah dapat terjaga. Panel solar cell dan pompa yang terpasang dibersihkan secara berkala, pipa yang melintas di depan rumah harap dijaga dan dilindungi. Jika ada pipa yang bocor segera diperbaiki," pesan Bupati Freddy.
Terima penghargaan
Bupati Freddy menceritakan bahwa program Pamsimas di wilayahnya efektif dimulai pada 2019 dan kini sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat yang bermukim di puluhan kampung, terutama di wilayah pesisir.
Pada November 2021 Bupati Freddy Thie diundang ke Jakarta untuk menerima penghargaan dari Kementerian PUPR sebagai 10 daerah terbaik dalam pelaksanaan program Pamsimas.
"Selain penghargaan, Kabupaten Kaimana juga mendapatkan bonus tambahan program pada tahun 2022. Ini disampaikan secara langsung oleh Menteri PUPR Bapak Basuki Hadimuljono pada kegiatan Rakornas," ucap Bupati Freddy.
Mantan pengusaha ini menyampaikan terima kasih kepada Kementerian PUPR melalui BPPW Papua Barat serta semua pihak yang terlibat dan membantu mengatasi kebutuhan air bersih masyarakat Kaimana di tengah keterbatasan APBD setempat.
"Kita mesti urung rembuk dan saling bahu-membahu dengan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi. Untuk membangun sinergitas tersebut, kunci utamanya adalah komunikasi dan kemauan menjemput peluang," ujar Bupati Freddy yang akrab disapa Kaibus ini.
Masih banyak wilayah di Papua Barat dan Papua, terutama di kawasan pesisir yang hingga kini masyarakatnya mengalami kesulitan untuk mendapatkan air bersih. Melalui kolaborasi dengan Pemerintah Pusat, salah satunya melalui program Pamsimas Kementerian PUPR, diharapkan kawasan-kawasan itu bisa terjangkau.