Fieldtrip atau kuliah lapangan ini baru kembali digelar setelah mahasiswa menerima teori keanekaragaman tumbuhan lewat perkuliahan jarak jauh atau daring di masa Pandemi COVID-19.
Hengky Wambrauw dosen pengampu mata kuliah keanekaragaman tumbuhan program studi Pendidikan Biologi Unipa mengatakan bahwa kuliah lapangan tersebut akan membina kognitif dan afektif mahasiswa terhadap keanekaragaman tumbuhan yang selama ini dipelajari dalam menteri-menteri perkuliahan.
"Ini merupakan fieldtrip pertama yang digelar prodi pendidikan Biologi Unipa khusus mata kuliah keanekaragaman tumbuhan setelah dua tahun mahasiswa melaksanakan perkuliahan terbatas," ujar Hengky Wambrauw.
Dalam kegiatan itu, kata Hengky, mahasiswa juga diajari cara pembuatan spesimen herbarium dengan melibatkan tenaga ahli dari Herbarium Manokwariese, sehingga mahasiswa memiliki bekal awal sebelum melaksanakan penelitian akhir.
"Mahasiswa juga melakukan demonstrasi pembuatan spesimen herbarium menggunakan metode spesimen kering, harapannya mereka punya kemampuan mengenal jenis tumbuhan dan mampu membuat spesimen sebagai seorang botanist atau ahli botani bidang Biologi," ujar Hengky Wambrauw.
Selanjutnya Agustina Anita, perwakilan mahasiswa, berharap perkuliahan lapangan dapat terus dilaksanakan untuk mengasah kemampuan mahasiswa dalam kegiatan pengamatan hingga mendeskripsikan jenis tumbuhan di alam bebas.
"Dari kuliah lapangan dan praktek pembuatan spesimen ini kami sangat terbantu bahkan mendapatkan banyak pengalaman baru di lapangan," kata Anita.
Ia juga menitipkan pesan konservasi kepada Pemerintah dan masyarakat Kabupaten Manokwari agar tidak merusak hutan sekitar TWA Gunung Meja Manokwari karena keberadaan hutan di pusat kota Manokwari ini sangat penting bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup di dalamnya.
"Sama-sama kita harus menjaga hutan TWA Gunung Meja ini agar tetap lestari dan berfungsi sebagai penyangga hidrologi, maupun habitat bagi tumbuhan dan hewan yang dilindungi," katanya berharap.
Diketahui TWA Gunung Meja merupakan taman wisata alam yang terletak di Distrik Manokwari Timur dan Distrik Manokwari Barat, Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua Barat.
Dilansir Wikipedia, Fungsi utama TWA Gunung Meja yaitu untuk pariwisata dan rekreasi alam, sebagai tempat penelitian serta perlindungan sistem penyangga kehidupan bagi keanekaragaman jenis tumbuhan dan hewan.
Hutan Gunung Meja ditetapkan sebagai kawasan konservasi sejak zaman Pemerintahan Hindia Belanda. Gagasan itu berawal pada bulan Agustus 1953, yaitu saat kunjungan Tim Kehutanan Pemerintah Hindia Belanda.
Selanjutnya pada 1980 sampai sekarang dengan memperhatikan fungsi hidrologinya Pemerintah Republik Indonesia menunjuk Hutan Lindung Gunung Meja sebagai Kawasan Taman Wisata Gunung Meja dengan luas 500 ha (SK Menteri Pertanian nomor 19/Kpts/Um.1/1980 tanggal 12 Januari 1980).
Kemudian pada tahun 1990, berdasarkan Undang-undang nomor 5 tahun 1990, nama Taman Wisata Gunung Meja berubah menjadi Taman Wisata Alam Gunung Meja.