Manokwari (ANTARA) - Pemerintah provinsi Papua Barat segera menyiapkan skenario pengetatan arus pergerakan masyarakat sebelum perayaan natal 2021 dan penyambutan tahun baru 2022 guna mewaspadai penularan gelombang ketiga COVID-19,
Wakil Gubernur Papua Barat Muhamad Lakotani di Manokwari, Selasa (2/11), mengatakan masyarakat Papua Barat bersama Pemerintah dan stageholder terkait diharapkan tidak berpangkutangan ditengah melandainya kasus COVID-19 provinsi ini.
"Kita patut bersyukur karena kasus aktif COVID-19 provinsi ini terus melandai, tapi bukan berarti harus berpangkutangan. Kita tetap waspada gelombang ketiga sebagaimana arahan Presiden, dengan menyiapkan skenario jelang hari natal dan tahun baru 2022," ujar Lakotani.
Selanjutnya juru bicara Satgas COVID-19 Papua Barat dokter Arnold Tiniap mengatakan pengetatan pemeriksaan PCR bagi pelaku perjalanan yang hendak masuk ke wilayah Papua Barat sangat penting untuk mewaspadai gelombang ketiga COVID-19.
"Setiap pelaku perjalanan yang akan masuk ke Papua Barat harus bebas dari COVID-19 yang dipastikan lewat hasil pemeriksaan PCR dari daerah asal," ujar Arnold Tiniap.
Ahli epidemologi ini mengatakan, bahwa penyebaran virus Corona mengikuti pergerakan manusia (inang), oleh sebab itu langkah antisipasi perlu dilakukan sebelum memasuki musim libur hari raya natal dan tahun baru.
"Sekali lagi saya katakan, bahwa virus Corona menyebar mengikuti pergerakan manusia. Pemeriksaan PCR di pintu-pintu kedatangan cukup efektif untuk mengawal Provinsi ini bebas gelombang ketiga COVID-19," ujar Tiniap.
Ia juga melaporkan bahwa per 1 November kemarin 6 pasien asal kabupaten Kaimana sembuh dari COVID-19, sehingga kasus aktif COVID-19 Papua Barat tersisa 16 orang.
"Tersisa 16 pasien kasus aktif COVID-19 di Papua Barat, kita optimis bisa mencapai 0 (nol) kasus COVID-19 di akhir tahun, tentu dengan tingkat kewaspadaan yang tinggi pula terhadap gelombang ketiga," kata dokter Arnold Tiniap.