Sorong (ANTARA) - Unicef menggandeng Universitas Pendidikan Muhammadiyah mendorong kota dan kabupaten Sorong sebagai daerah percontohan pendidikan keterampilan hidup bagi remaja guna mengurangi perundungan atau bullying.
Dorong tersebut ditandai dengan penyerahan buku dan pelatihan pendidikan keterampilan hidup serta pencegahan bullying bagi para guru 30 sekolah atau SMP sasaran program di kota dan kabupaten Sorong, Selasa (12/10)
Kepala Kantor UNICEF Perwakilan Papua dan Papua Barat, Aminuddin Mohammad Ramdan mengatakan bahwa berdasarkan data dari Programme for International Student Assessment (PISA) pada tahun 2018, sebanyak 41% pelajar berusia 15 tahun pernah mengalami perundungan setidaknya beberapa kali dalam satu bulan.
Sedangkan data dari Unicef sekitar 45% anak muda usia 14-24 tahun pernah mengalami perundungan secara daring dan anak laki-laki lebih banyak dibandingkan anak perempuan.
Menurutnya, dunia pendidikan kurangnya partisipasi yang bermakna bagi remaja serta praktik perundungan atau bullying merupakan masalah sosial seperti fenomena gunung es.
Dikatakan bahwa dengan adanya program pelatihan pendidikan keterampilan hidup serta pencegahan perundungan kepada tenaga pendidik terbukti meningkatkan partisipasi siswa untuk berteman secara positif dan mengurangi kasus bullying di sekolah sebanyak 29% dalam satu semester intervensi.
Karena itu, praktik pendidikan keterampilan hidup dan pencegahan bullying dapat dimulai dari kabupaten dan kota yang ada di Wilayah Papua Barat.
“Program ini sebagai upaya mendorong pengembangan pola pikir kritis yang tumbuh dari proses refleksi, identifikasi, mengevaluasi informasi yang ada dan penalaran sesuai dengan profil pelajar pancasila yang menjadi prioritas Kemendikbudristek,” ujarnya.
Program pendidikan keterampilan hidup dan pencegahan bullying mendapat dukungan Bupati Sorong Jhony Kamuru yang menyatakan komitmen pemerintah daerah dalam memajukan pendidikan di wilayahnya.
Ia berpendapat bahwa sesuai visi misinya mencerdaskan masyarakat adalah investasi. Bukan hanya sekedar mencerdaskan dalam keahlian akademik tapi juga dalam perilaku yang sesuai dengan norma kemanusiaan.
Sehingga Pemda pun melalui RPJMD memasukkan Pendidikan karakter menjadi prioritas penting pembangunan. Kita semua perlu meningkatkan dan memperkuat keterampilan hidup remaja dan meningkatkan daya saing mereka ke depan dengan hal-hal yang positif," katanya
Ditambahkan bahwa penguatan kapasitas tenaga pendidik juga sangat penting dalam membangun karakter generasi muda saat ini. Sebab sekolah menjadi garda terdepan dalam Pendidikan karakter remaja, tentunya dengan dukungan penuh orang tua, keluarga dan lingkungan pergaulan.
Ia pun berharap dengan kegiatan pelatihan tersebut dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan juga menurunkan kasus kekerasan dan perundungan pada Remaja.