Sorong (ANTARA) - Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kota Sorong, Provinsi Papua Barat, menyatakan tim medis daerah tersebut belum bisa mendeteksi virus corona B.1.617.2 atau Varian Delta.
"Dalam pekan ini ada tambahan 29 kasus baru positif COVID-19, namun belum bisa dipastikan apakah ada Varian Delta, sebab pemeriksaan spesimen oleh tim medis hanya bisa mendeteksi pasien positif, belum punya kemampuan untuk mendeteksi varian baru tersebut," kata Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Kota Sorong Ruddy Rudolf Lakku, dalam rapat koordinasi tentang surat edaran Gubernur di Sorong, Rabu (23/6).
Dia mengatakan bahwa guna mendeteksi apakah Varian Delta sudah ada di Kota Sorong, spesimen atau sampel harus dikirim untuk diperiksa di Laboratorium Makassar.
"Sesuai informasi, pemeriksaan spesimen untuk mengetahui Varian Delta, laboratorium yang paling terdekat adalah Laboratorium Makassar," ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa Varian Delta lebih berbahaya karena penyebarannya begitu cepat bila dibandingkan dengan varian sebelumnya, sehingga harus diwaspadai.
"Varian sebelumnya jarang menyerang anak-anak, sebab mereka punya daya tahan tubuh yang kuat, tetapi Varian Delta sudah menyerang anak-anak di bawah 18 tahun,"ujarnya.
Karena itu dia berharap masyarakat tetap mematuhi protokol kesehatan dan hilangkan pandangan bahwa virus corona sudah tidak ada. Hasil pemeriksaan laboratorium masih ada masyarakat yang terkonfirmasi positif COVID-19, menunjukkan bahwa virus masih ada.
"Penanganan dan pencegahan penyebaran virus corona adalah tanggung jawab bersama. Rajin cuci tangan, selalu gunakan masker, serta menerapkan pola hidup sehat demi melindungi diri dan keluarga," ujar dia.