Kabupaten Manokwari Selatan, Papua Barat, kembali mengirim biji kakao kering sebanyak 12 ton ke Surabaya, Jawa Timur.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Papua Barat Charlie Heatubun di Manokwari, Kamis saat melwpas pengiriman kakao tersebut mengatakan bahwa kakao merupakan salah satu komoditas unggulan yang dikembangkan pada program pembangunan berkelanjutan.

Pemprov Papua Barat, pusat serta sejumlah mitra pembangunan ekonomi hijau terlibat dalam pengembangan komoditas tersebut, termasuk Bank Indonesia .

"Selama tahun 2020 total 90 ton biji kakao kering yang dikirim koperasi Eiber Suth Ransiki. Untuk hari ini ada 12 ton yang dikirim ke Surabaya, Jawa Timur," ucap Charlie.

Selain pasar dalam negeri, biji kakao di daerah tersebut juga diekspor ke sejumlah negara wilayah Eropa, seperti Inggris dan Prancis

Harga jual kakao kering di koperasi tersebut Rp 45 ribu/kg untuk kakao premium dan Rp 30 ribu/kg untuk yang biasa.

"Dari hasil operasi yang berlangsung selama tahun 2020 ini uang yang berededar di Manokwari Selatan melalui Koperasi Eiber Suth sudah sebesar Rp 2,8 miliar," katanya.

Pada pelepasan pengapalan di pelabuhan Manokwari ini, Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan juga menyerahkan bantuan peralatan dari Mitra pembanguan program pertumbuhan ekonomi hijau.

Bantuan berupa dua mesin sortrasi, senso, mesin babat, rool plastik UV, 20 unit rumah pembibitan. Bantuan itu untuk mendukung kegiatan koperasi dan petani meningkatan kuantitas serta kualitas produksi kakao.

Heatubun menambahkan, pada tahun 2020 Pemprov Papua Barat juga telah menggelontorkan anggaran untuk pengembangan lahan seluas 40 hektar. Selain bibit, peralatan juga diberikan dalam paket bantuan tersebut.

"Begitu pula pemerintah pusat, untuk pendorong pengembangan kakao Ransiki Kementerian Pertanian juga membantu program pengembangan seluas 40 hektar. Didalamnya juga ada bantuan peralatan, pupuk hingga obat pembasmi hama," katanya.
 

Pewarta: Toyiban

Editor : Key Tokan A


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2020