Waisai, (Antaranews Papua Barat) -Nama Almarhum Daniel Daat dan Helmi Ihamahu tidak banyak diketahui oleh masyarakat di Kabupaten Raja Ampat saat ini, padahal dua tokoh tersebut sangat berjasa dalam pemekaran Kabupaten Raja Ampat sebagai daerah otonom dari Kabupaten Sorong pada tahun 2003. Kabupaten Raja Ampat yang kini terkenal hingga belahan dunia, lahir bukan atas pemberian cuma-cuma dari pemerintah pusat dan pemerintah provinsi Papua kala itu, tetapi berkat perjuangan dan kerja keras para pendiri serta panitia pembentukan kabupaten tersebut hingga akhirnya pada tahun 2003 secara resmi Raja Ampat menjadi kabupaten otonom sendiri.

"Ada dua tokoh kunci pemekaran Kabupaten Raja Ampat yang hampir dilupakan dalam sejarah perjuangan pembentukan kabupaten Bahari tersebut. Tokoh kunci tersebut adalah Almarhum Daniel Daat. Beliau dikenal sebagai sosok yang sangat penting dalam terbentuknya pemekaran kabupaten Raja Ampat. Selain itu Helmi Ihamahu,? kata salah satu pelaku sejarah dan sekaligus panitia pemekaran berdirinya Kabupaten Raja Ampat Alfaris Labago, Rabu.

Dia mengatakan, pada setiap kegiatan perayaan HUT Kabupaten Raja Ampat pada 9 Mei kadang masyarakat dan generasi muda lupa bahwa lahirnya kabupaten Raja Ampat merupakan perjuangan kedua tokoh tersebut. Tanpa mereka perjuangan lahirnya kabupaten Raja Ampat tidak sia-sia.

Almarhum Daniel Daat putra asli Suku Kawei Raja Ampat yang saat itu menjabat sebagai anggota Komisi C DPR Papua dan Helmi Ihamau anggota DPR Papua saat itu pula, dengan penuh tanggung jawab melakukan koordinasi dan komunikasi intens dengan pemerintah Pemprov Papua kala itu Gubernur Almahur Jap Salosa akhirnya ada jalan terbuka untuk proses awal pemekaran kabupaten Raja Ampat.

"Pak Daniel Daat saat itu Ketua di komisi C DPR Papua dan beliau punya peranan penting karena yakni melobi kepada pak gubernur Papua saat itu guna membantu pendanaan panitia pemekaran Raja Ampat. Dibantu juga dengan pak Helmi Ihamahu membuka jaringan agar panitia orang-orang Raja Ampat bisa masuk ke gubernur Papua untuk proses pemekaran Raja Ampat," ujarnya.

Alfaris menyampaikan, adanya cerita ? cerita soal siapa yang merupakan pelaku sejarah awal berdirinya kabupaten Raja Ampat itu harus di ceritakan secara jujur tanpa kepentingan. Sebab dengan cerita perjuanagan awal berdirinya kabupaten Raja Ampat tersebut dapat menjadi pengetahuan bagi warga masyarakat dan anak cucu dimasa mendatng.

Menurut Alfaris, dirinya bersama para tokoh pendiri kabupaten Raja Ampat yang saat itu merupakan panitia lokal pemekaran Raja Ampat di kota Sorong, menjalankan amanah untuk persiapan berdirinya kabupaten Raja Ampat itu bukan dari awal, namun sudah berjalan sekitar 50 persen oleh tokoh-tokoh sentral dalam Raja Ampat yakni Almarhum Daniel Daat dan Helmi Ihamahu yang merupakan perintis awal untuk berhubungan dengan Gubernur Papua saat itu.

Beliau berdua ini memang kurang terekspos dan banyak orang tidak tahu, karena memang keduanya dari penilaian saya, mereka berdua bekerja hanya demi kepentingan masyarakat Raja Ampat saat itu dan tidak pernah mereka ingin untuk ditonjolkan bahwa mereka lah tokoh penting dalam perjalanan awal pembentukan kabupaten Raja Ampat.

Raja Ampat sekarang berusia 15 tahun pada 9 Mei 2018, dan telah menjadi kabupaten terkenal di dunia akan wisata alam baharinya sebab itu pemerintah daerah harus paham akan roh dari pemekaran tersebut, agar kedepan masyarakat Raja Ampat dapat menjadi tuan di negeri sendiri. Dan harus ada prioritas bagi masyarakat asli Raja Ampat dalam semua aspek.

"Saya berharap pula Pemerintah Kabupaten Raja Ampat saat ini, tidak melupakan sejarah terbentuknya daerah tersebut. Tidak pula melupakan sejarah tokoh-tokoh penting yang berjuang untuk pemekaran Raja Ampat seperti Almarhum Daniel Daat dan Helmi Ihamahu,"tambah dia.(*)

Pewarta: Ernes Broning Kakisina

Editor : Ernes Broning Kakisina


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2018