Investor asal Belgia melirik potensi perkebunan kakao di Kabupaten Manokwari Selatan, Papua Barat dan dalam waktu dekat akan berinvestasi di daerah tersebut. 

Bupati Manokwari Selatan, Markus Waran di Manokwari Rabu menyatakan optimistis kegiatan investasi di daerah tersebut tetap berjalan meskipun wabah virus corona jenis baru (COVID-19) masih melanda.

"Meskipun masih dalam masa pendemi tidak masalah, kita harus optimis kegiatan investasi tetap berjalan. Perekonomian daerah harus segera bangkit," ujarnya.

Ia mengatakan, dalam waktu dekat investor dari Belgia itu akan berkunjung ke Manokwari Selatan sekaligus melakukan penandatangan nota kesepahaman.

Waran menyatakan bahwa kakao merupakan komoditas unggulan Manokwari Selatan. Pemerintah daerah akan terus menggenjot produksinya agar ekspor terus meningkat.

"Saat ini sudah ada koperasi yang menampung hasil panen petani. Bahkan di awal tahun 2020 lalu kita sudah ekspor ke sejumlah negara di Amerika Serikat dan Eropa," ujarnya.

Kehadiran investor dari Belgia pun, menurut bupati, disambut baik para petani karena pasar biji kakao di daerah tersebut semakin lebar.

"Pastinya petani akan senang, karena hasil panenya sudah pasti ada yang beli. Kita tinggal kawal agar produksinya meningkat dan mutunya tetap terjaga," kata Bupati lagi.

Di Manokwari Selatan terutama di wilayah Ransiki terdapat ribuan hektar perkebunan kakao. Saat ini, baru sekitar 225 hektar yang berproduksi. Sedangkan cadangan lahan perkebunan di daerah tersebut masih mencapai 600 hingga 900 hektare.

Pengembangan perkebunan kakao di daerah itu pun mendapat dukungan dari pemerintah provinsi Papua Barat dan pusat.

Tahun ini Pemprov melalui APBD induk telah menyiapkan anggaran untuk peremajaan tanaman kakao seluas 100 hektar. Hal serupa akan dilakukan pemerintah pusat melalui Kementerian Pertanian.

Pewarta: Toyiban

Editor : Key Tokan A


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2020