Manokwari,(Antaranews Papua Barat)-Taman Nasional Teluk Cenderawasih dinilai berpotensi mendatangkan divisa atau pendapatan bagi negara mencapai puluhan hingga ratusan triliun.

Kepala Balai Besar Taman Nasional Teluk Cenderawasih (BBTNTC) Ben G Saroy di Manokwari, Rabu, mengatakan, sektor pariwisata cukup berpotensi di kawasan yang membentang di wilayah Provinsi Papua dan Papua Barat tersebut.

Pemerintah pusat melalui BBTNTC, kata dia, akan menggelontorkan anggaran sebesar Rp 74 miliar untuk mendukung pengembangan sektor pariwisata di kawasan ini.

Ia mengutarakan, anggaran tersebut akan dimanfaatkan untuk membangun resort dan whale shark canter atau pusat pengamatan hiu paus di Kuwaitsore Nabire serta dua resort di wilayah Kabupaten Teluk Wondama Papua Barat.

"Jadi ada tiga lokasi yang akan kita kembangkan secara terfokus. Tiga lokasi yakni Kuwaitsore, Pulau Rumberpon dan Aisandami merupakan pintu masuk menuju Kawasan Taman Nasional Teluk Cenderawasih," kata dia.

Ben menjelaskan, Resort Sowa dan Whale Shark Center di Kuwaitsore merupakan role model. Pembangunanya akan dilakukan mulai tahun 2019.

Ia sangat yakin, divisa puluhan hingga ratusan triliun rupiah sangat mudah di dapat jika seluruh infrastruktur termasuk instrumen pengelolaan pariwisata di kawasan tersebut telah tersedia.

"Whale shark center menjadi garansi. Di wilayah Sowa Kuwaitsore Nabire hingga wilayah Yendou Teluk Wondama kita bisa mengamati hiu sepanjang tahun. Kapan pun pengunjung datang dia bisa melihat bahkan bermain-main dengan hiu paus," kata dia lagi.

Menurutnya, pembangunan resort dan whale shark center di tiga lokasi tersebut akan dilaksanakan secara bertahap. Resort Sowa dan Whale shark center dibangun tahun 2019, Resort Aisandami dan Pulau Rumberpon pada tahun 2020 dan 2021.

"Saat ini situasinya masih terlihat biasa-biasa saja. Kita tunggu dua hingga tahun kedepan, wilayah Kuwaitsore Nabire, Aisandami dan Rumberpon Teluk Wondama akan ada perubahan signifikan dan kami sangat yakin kedepan lebih banyak turis yang datang," sebutnya.

Seraya menunggu pembanguan tiga resort tersebut, saat ini BBTNTC bersama World Wide Fund (WWF) sedang berjibaku membentuk Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) baik Nabire maupun Teluk Wondama.

Pihaknya ingin mengembangkan pariwisata berbasis masyarakat. Kedepan masyarakat melalui BUMDes yang sudah terbentuk diharapkan mampu mendatangkan wisatawan dan memberikan pelayanan secara mandiri.

Saroy menambahkan, pemerintah pusat maupun daerah tidak akan rugi berinvestasi melalui pengembangan sektor pariwisata di kawasan tersebut. Potensi pendapatan di daerah ini tak akan kalah dari Raja Ampat.

"Masterplann atau rencana induk pembangunan resort dan whale shark center di kawasan tersebut telah tuntas. Tinggalkan kita laksanakan," pungkasnya.(*)

Pewarta: Toyiban

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2018