Wasior (Antaranews Papua Barat)- Populasi kayu besi atau kayu merbau di wilayah Distrik Naikere, Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat diyakini telah mengalami penyusutan luar biasa

Pelaksana Tugas Kepala Distrik Naikere Konstan Natama, Kamis, memprediksi dalam dua atau tiga tahun ke depan, kayu besi sudah sulit didapatkan di wilayah hutan Naikere.

Dia prihatin dengan aktivitas perburuan kayu besi secara masif yang dilakukan oleh perusahaan HPH yakni PT Kurnia Tama Sejahtera (KTS) yang beroperasi di wilayah Naikere. Padahal kayu besi sangat dibutuhkan untuk kepentingan pembangunan juga oleh masyarakat umum.

"Memang kayu besi di atas sudah habis. Saya sudah sampaikan ke perusahaan (PT. KTS) bahwa kiri kanan jalan sejauh 100 sampai 200 meter itu tidak usah ambil. Dan seputar wilayah distrik tidak boleh ditebang. Ternyata semua dibabat," ujar Konstan.

Dia berharap Pemkab Teluk Wondama melalui instansi terkait mengambil langkah untuk menjaga agar kayu besi tidak sampai dibabat habis.

"Saya sudah sampaikan agar kayu besi yang sisa itu dipertahankan karena kita butuh untuk pembangunan di distrik maupun di kabupaten. Tapi sekarang yang dekat-dekat saja sudah habis, di pinggir kantor distrik saja sudah tidak ada kayu besi lagi," lanjut Konstan yang juga merupakan salah satu pemilik hak adat atas hutan di Naikere.

Hingga berita ini diturunkan pihak PT. KTS yang beroperasi di wilayah Naikere belum bisa dimintai penjelasan. Sudah dua kali Antara mendatangani rumah perwakilan perusahaan di Wasior namun yang bersangkutan tidak ada di tempat. (*)

Pewarta: Zack Tonu Bala

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2018