Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Papua Barat menyatakan realisasi pelaksanaan vaksinasi nOPV2 dosis satu dan dosis kedua untuk anak berusia 0-7 tahun 11 bulan 29 hari pada Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio 2024 melampaui target 95 persen.

Pengelola Program Imunisasi Dinkes Papua Barat Hendrik Marisan di Manokwari, Rabu, mengatakan jumlah penerima vaksin polio nOPV2 dosis pertama sebanyak 85.757 anak dan dosis kedua sebanyak 82.657 anak dari target yang ditetapkan.

"Realisasi dosis satu capai 100 persen dan dosis kedua 96,4 persen," ucap Hendrik.

Ia menjelaskan penyelenggaraan PIN Polio dosis satu dan dua dimulai sejak Mei hingga November 2024 sebagai upaya meningkatkan kekebalan tubuh anak berusia 0-7 tahun 11 bulan 29 hari dari Kejadian Luar Biasa (KLB) penularan virus polio.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) kemudian memberikan tambahan pelaksanaan vaksinasi polio untuk seluruh daerah di Tanah Papua menjadi empat putaran dan jenis vaksin putaran ketiga maupun keempat menggunakan pOPV2 atau masuk kategori vaksinasi rutin.

"Kami fokus putaran satu dan dua, karena putaran ketiga maupun keempat itu sudah pakai jenis vaksin pOPV2 rutin," ujar Hendrik.

Dia mengapresiasi kinerja tenaga medis yang tersebar di tujuh kabupaten se-Papua Barat karena mampu melaksanakan vaksinasi polio dosis pertama dengan rata-rata capaian setiap kabupaten melebihi dari target 95 persen.

Tujuh kabupaten yang dimaksud meliputi Manokwari terealisasi 96,3 persen, Manokwari Selatan 99 persen, Pegunungan Arfak 104,2 persen, Teluk Bintuni 104,6 persen, Teluk Wondama 103,1 persen, Kaimana 107,5 persen, dan Fakfak 96,1 persen.

"Kalau capaian vaksinasi dosis kedua, hanya Pegunungan Arfak yang cuman sampai 68,5 persen. Enam kabupaten lainnya di atas 95 persen," ujar Hendrik.

Ke depannya, menurut dia, edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat di Papua Barat perlu ditingkatkan karena masih ditemukan sejumlah permasalahan, seperti keengganan orang tua mengikutsertakan anak dalam kegiatan vaksinasi polio suntik.

Pemberian vaksin suntik mampu meningkatkan kekebalan tubuh anak terhadap risiko penularan virus polio tipe satu, dua, dan tiga. Sedangkan vaksin polio tetes hanya melindungi anak dari virus tipe satu dan tiga.

"Rata-rata orang tua hanya mau kalau anaknya diberi vaksin polio tetes saja. Mereka tidak mau jenis suntik. Ini yang harus kami edukasi lagi supaya orang tua bisa paham," ucap Hendrik.
 

Pewarta: Fransiskus Salu Weking

Editor : Evarianus Supar


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2025