Jumlah kedatangan pesawat di Bandara Rendani, Manokwari, Papua Barat mengalami peningkatan selama liburan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025.

“Jumlah pesawat datang sebanyak 180 pesawat atau meningkat 5,88 persen dibanding tahun lalu yang sebanyak 170 pesawat. Sedangkan yang berangkat berjumlah 182 pesawat turun dibanding tahun kemarin sejumlah 199 pesawat,” ujarnyaK epala Unit Pengelola Bandar Udara (UPBU) Rendani Herman Sujito di Manokwari, Senin

Ia mengatakan pergerakan kedatangan dan kepergian pesawat tercatat pada posko mudik Nataru dari 18 Desember 2024 hingga 5 Januari 2025.

Puncak pergerakan pesawat datang pada musim Nataru 2024/2025 terjadi pada tanggal 21 Desember 2024 dengan total 13 pesawat. Sedangkan puncak pesawat berangkat terjadi pada tanggal 24 Desember 2004 dengan total 14 pesawat.

Naiknya kedatangan pesawat ternyata berbanding terbalik dengan jumlah penumpang yang datang maupun pergi dari Manokwari. Secara umum jumlah penumpang mengalami penurunan.

Tahun ini total penumpang datang sebanyak 12.038 penumpang atau mengalami penurunan 9,52 persen dibanding tahun kemarin yang berjumlah 13.305 penumpang.

Penurunan lebih besar terjadi pada jumlah penumpang berangkat yang sebanyak 14.299 penumpang atau mengalami penurunan 39,65 persen dibanding tahun lalu yang berjumlah 20.619 penumpang.

Puncak jumlah penumpang datang terjadi pada 21 Desember 2024 dengan total 981 penumpang dan puncak penumpang berangkat terjadi pada tanggal 24 Desember 2024 dengan total 957 penumpang.

“Meningkatnya jumlah pesawat karena tahun ini Lion Grup mengoperasikan maskapai Super Air Jet untuk melayani penerbangan di Manokwari. Kapasitas maskapai tersebut lebih kecil dibanding armada Boeing 737 900 Lion, sehingga membutuhkan frekuensi penerbangan lebih banyak,” ujarnya.

Ia mengatakan, secara umum aktivitas mudik dan arus balik di Bandara Rendani Manokwari telah berjalan aman dan tertib. Tidak ada kendala berarti yang menghambat penumpang dalam menggunakan angkutan udara.

Waktu mendarat dan keberangkatan pesawat selama ini juga berjalan lancar, bahkan tidak sampai ada pengalihan penerbangan ke bandara lain selama Nataru.

“Dengan menggunakan maskapai lebih kecil ada keuntungannya, karena landasan pacu di Bandara Rendani hanya 2.300 meter maka pesawat bisa mendarat dari dua arah, baik dari arah laut maupun dari arah kota. Selama ini kalau pakai pesawat besar, saat angin bertiup kencang, maka harus delay dan penerbangan dialihkan ke Biak dulu,” ujarnya.
 

Pewarta: Ali Nur Ichsan

Editor : Evarianus Supar


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2025