Kantor Kesyabandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas I Sorong, Papua Barat Daya, menyiapkan sekitar 300 pemuda-pemudi daerah itu untuk menjadi tenaga andal khususnya bidang kelautan melalui pendidikan dan pelatihan (diklat) gratis.
Pelaksana Harian Kepala KSOP Kelas I Sorong, Stevie Manduapessy di Sorong, Senin, menjelaskan diklat gratis ini merupakan Program 100 Hari Kementerian Perhubungan dalam hal ini Ditjen Perhubungan Laut yang merupakan turunan dari Program Asta Cita dari Presiden Prabowo Subianto yang berhubungan langsung dengan kebutuhan masyarakat.
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2024
Pelaksana Harian Kepala KSOP Kelas I Sorong, Stevie Manduapessy di Sorong, Senin, menjelaskan diklat gratis ini merupakan Program 100 Hari Kementerian Perhubungan dalam hal ini Ditjen Perhubungan Laut yang merupakan turunan dari Program Asta Cita dari Presiden Prabowo Subianto yang berhubungan langsung dengan kebutuhan masyarakat.
"Berkaitan dengan itu KSOP Kelas I Sorong bekerja sama dengan Politeknik Pelayaran Sorong melaksanakan diklat secara gratis bagi pemuda-pemudi Papua Barat Daya," jelas Stevie.
Menurut dia, program ini bertujuan untuk mengakomodasi masyarakat yang belum memiliki kemampuan di bidang kelautan sehingga ini kesempatan strategis yang perlu dimanfaatkan secara baik guna menyiapkan tenaga andal yang nantinya menjawab kebutuhan di bidang kelautan.
Kuota yang ditetapkan Kementerian Perhubungan untuk diklat gratis ini sekitar 300 orang yang nantinya mengikuti Basic Safety Traning (BST), surat keterangan kecakapan 60 mil dan buku pelaut merah.
"Pendaftaran untuk diklat gratis ini terbuka untuk umum dengan jadwal pendaftaran sejak 1-7 November 2024 di KSOP Kelas I Sorong," beber dia.
Dia mengatakan syarat pendaftaran bagi setiap peserta adalah fotokopi ijazah terakhir, KTP, pas foto ukuran 3x4 dasar putih dengan lama diklat selama enam hari yang akan dipusatkan di Politeknik Pelayaran Sorong yang direncanakan diklat digelar pada pertengahan November 2024.
"Manfaat diklat / kursus ini adalah agar bisa diterima bekerja sebagai pelaut pada kapal nelayan atau kapal wisata dan juga bisa bekerja di resort atau membawa speed boat atau menjadi pelaut," beber dia.
Dia yakin bahwa peserta setelah ini mendapatkan pelatihan langsung diterima di dunia kerja khususnya di kapal nelayan, kapal wisata dan resort.
"Karena BST, surat keterangan kecakapan 60 mil dan buku pelaut merah merupakan persyaratan mutlak untuk bekerja di kapal nelayan dan kapal wisata," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2024