Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Papua Barat melatih bahasa isyarat untuk membaca Al Quran kepada guru atau tenaga pendidik bagi penyandang disabilitas tuna rungu dan tuna wicara.
Wakil Ketua II Pendistribusian dan Pendayagunaan Baznas Papua Barat Lilik Fajar Setyawan di Manokwari Rabu mengatakan, pelatihan training of trainers (ToT) tersebut melibatkan guru sekolah luar biasa (SLB), pendidikan pondok pesantren, dan guru taman pengajian Quran (TPQ).
"Total tenaga pengajar yang kita latih berjumlah 20 orang dari Kabupaten Manokwari, Manokwari Selatan, dan Kabupaten Sorong," ujarnya.
Tujuan pelatihan tersebut agar para guru atau tenaga pengajar mampu mengajari anak-anak penyandang disabilitas tuna rungu dan wicara dapat membaca Al Quran dengan baik sesuai dengan kaidah yang benar.
Bahasa isyarat khusus diperlukan guru untuk berkomunikasi dan mengajarkan huruf-huruf Arab agar anak didik dapat membaca Al Quran sesuai dengan tajwid.
"Dengan pelatihan ini kita harapkan semakin banyak umat Muslim tuna rungu dan wicara yang tetap bisa membaca Al Quran dengan keterbatasan mereka. Kalau tuna netra menggunakan braile, tapi untuk tuna rungu dan wicara berbeda metodenya," katanya.
Baznas Papua Barat menghadirkan narasumber dari Lajnah Pentashihan Mushaf Al Quran (LPMQ) dan Sahabat Tuli sebanyak dua orang
Kegiatan tersebut merupakan program pemanfaatan dana zakat dalam bidang dakwah Baznas Papua Barat yang berkolaborasi dengan Baznas RI.
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2024
Wakil Ketua II Pendistribusian dan Pendayagunaan Baznas Papua Barat Lilik Fajar Setyawan di Manokwari Rabu mengatakan, pelatihan training of trainers (ToT) tersebut melibatkan guru sekolah luar biasa (SLB), pendidikan pondok pesantren, dan guru taman pengajian Quran (TPQ).
"Total tenaga pengajar yang kita latih berjumlah 20 orang dari Kabupaten Manokwari, Manokwari Selatan, dan Kabupaten Sorong," ujarnya.
Tujuan pelatihan tersebut agar para guru atau tenaga pengajar mampu mengajari anak-anak penyandang disabilitas tuna rungu dan wicara dapat membaca Al Quran dengan baik sesuai dengan kaidah yang benar.
Bahasa isyarat khusus diperlukan guru untuk berkomunikasi dan mengajarkan huruf-huruf Arab agar anak didik dapat membaca Al Quran sesuai dengan tajwid.
"Dengan pelatihan ini kita harapkan semakin banyak umat Muslim tuna rungu dan wicara yang tetap bisa membaca Al Quran dengan keterbatasan mereka. Kalau tuna netra menggunakan braile, tapi untuk tuna rungu dan wicara berbeda metodenya," katanya.
Baznas Papua Barat menghadirkan narasumber dari Lajnah Pentashihan Mushaf Al Quran (LPMQ) dan Sahabat Tuli sebanyak dua orang
Kegiatan tersebut merupakan program pemanfaatan dana zakat dalam bidang dakwah Baznas Papua Barat yang berkolaborasi dengan Baznas RI.
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2024