Kepala Staf Umum TNI Letnan Jenderal TNI Richard Tampubolon bertemu mantan Penjabat Bupati Nduga sekaligus anggota tim pendamping atau negosiator Edison Gwijangge membahas soal pembebasan pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens.
Pembahasan itu berlangsung ketika keduanya bertemu di Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (24/9).
Dalam siaran pers resmi TNI yang disiarkan Rabu, Richard mengatakan dalam upaya membebaskan Pilot Philip, TNI tetap mengedepankan pendekatan smart approach dan soft approach.
Pendekatan itu dilakukan secara humanis melalui beragam upaya dialog. Meskipun demikian, petugas tetap bersiaga guna mengantisipasi adanya tindakan perlawanan dari pihak penyandera, yakni kelompok separatis OPM.
Richard menambahkan bahwa pembebasan pilot asal Selandia Baru itu bukan merupakan kerja individu TNI, melainkan berkat bantuan seluruh pihak.
"Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu pembebasan Pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens ini. Semoga kedepannya Papua lebih aman dan kondusif dan tidak ada lagi senjata selain TNI Polri, karena selagi ada senjata masih bahaya, secara undang-u dang pemegang senjata adalah TNI dan Polri,” kata Richard.
Pada kesempatan sama, Edison Gwijangge juga berpendapat bahwa pembebasan Pilot Philip merupakan kerja kemanusiaan yang harus diapresiasi.
"Bahwa pembebasan pilot ini merupakan hasil keterpaduan dari semua anak bangsa dan dilakukan secara persuasif. Pembebasan Pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens atas dasar nilai dan prinsip kemanusiaan,” kata dia.
Dia berharap setelah momentum pembebasan Pilot Philip, wilayah Papua menjadi lebih aman dan kondusif.
Sebelumnya, pada Sabtu (21/9), Pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens dibebaskan tanpa adanya tebusan setelah 19 bulan disandera kelompok separatis OPM.
Selama 19 bulan itu, pihak TNI dan Polri telah melakukan beragam upaya untuk membebaskan Pilot Philip.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kasum TNI bertemu tim negosiator bahas pembebasan Pilot Philip
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2024
Pembahasan itu berlangsung ketika keduanya bertemu di Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (24/9).
Dalam siaran pers resmi TNI yang disiarkan Rabu, Richard mengatakan dalam upaya membebaskan Pilot Philip, TNI tetap mengedepankan pendekatan smart approach dan soft approach.
Pendekatan itu dilakukan secara humanis melalui beragam upaya dialog. Meskipun demikian, petugas tetap bersiaga guna mengantisipasi adanya tindakan perlawanan dari pihak penyandera, yakni kelompok separatis OPM.
Richard menambahkan bahwa pembebasan pilot asal Selandia Baru itu bukan merupakan kerja individu TNI, melainkan berkat bantuan seluruh pihak.
"Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu pembebasan Pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens ini. Semoga kedepannya Papua lebih aman dan kondusif dan tidak ada lagi senjata selain TNI Polri, karena selagi ada senjata masih bahaya, secara undang-u dang pemegang senjata adalah TNI dan Polri,” kata Richard.
Pada kesempatan sama, Edison Gwijangge juga berpendapat bahwa pembebasan Pilot Philip merupakan kerja kemanusiaan yang harus diapresiasi.
"Bahwa pembebasan pilot ini merupakan hasil keterpaduan dari semua anak bangsa dan dilakukan secara persuasif. Pembebasan Pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens atas dasar nilai dan prinsip kemanusiaan,” kata dia.
Dia berharap setelah momentum pembebasan Pilot Philip, wilayah Papua menjadi lebih aman dan kondusif.
Sebelumnya, pada Sabtu (21/9), Pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens dibebaskan tanpa adanya tebusan setelah 19 bulan disandera kelompok separatis OPM.
Selama 19 bulan itu, pihak TNI dan Polri telah melakukan beragam upaya untuk membebaskan Pilot Philip.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kasum TNI bertemu tim negosiator bahas pembebasan Pilot Philip
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2024