SKK Migas bersama Genting Oil Kasuari Ltd tidak hanya menerapkan prinsip keselamatan kesehatan kerja melainkan juga tetap mengutamakan aspek kelestarian lingkungan pada pengeboran sumur AKM di Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat.
Kepala Departemen Forkom SKK Migas Perwakilan Papua Maluku Galih Agusetiawan di Manokwari, Kamis, mengatakan kegiatan eksplorasi sumber daya energi wajib memperhatikan kelestarian lingkungan, adat, dan budaya setempat.
Hal ini dibuktikan dengan pelibatan masyarakat adat Suku Sumuri saat persiapan tajuk pengeboran sumur asap 4X yang merupakan salah satu proyek strategis nasional pengembangan lapangan gas.
"Genting Oil dan perusahaan service drilling GWDC prioritaskan kepatuhan aspek keselamatan kesehatan kerja, terutama aspek lindungan lingkungan," kata Galih.
Ia menjelaskan keberlangsungan kegiatan usaha pemerintah untuk memenuhi kebutuhan energi yang bersumber dari gas bumi memerlukan dukungan semua komponen masyarakat terutama masyarakat adat.
Pelibatan masyarakat adat dinilai efektif mencegah berbagai hambatan dalam kegiatan operasional, dan nantinya usaha tersebut dapat memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat adat setempat.
"Menjaga hubungan baik dengan alam dan masyarakat adat, maka masyarakat adat dan alam pasti mendukung kelancaran operasional," ucap Galih.
Galih mengemukakan pelaksanaan pengeboran sumur asap 4X yang terletak di Kampung Nagote, Distrik Sumuri telah disetujui dalam revisi rencana pengembangan lapangan gas AKM.
Sejumlah rangkaian kegiatan fisik sudah dilaksanakan Genting Oil Kasuari Ltd guna memastikan konstruksi anjungan pengeboran, dan fasilitas operasional berjalan sesuai prosedur standar operasional.
"Tinggi konstruksi anjungan pengeboran kurang lebih 50 meter dengan kapasitas bertenaga 2000 HP," ucap Galih.
Ketua Lembaga Masyarakat Adat (LMA) Suku Sumuri Tadius Fossa mengapresiasi komitmen SKK Migas dan Genting Oil Kasuari Ltd yang memperhatikan aspek lingkungan, adat dan budaya pada kegiatan pengeboran sumur migas.
Komunikasi dan kolaborasi yang terus ditingkatkan memberikan efek positif dengan dimulainya kegiatan operasional pengembangan sumur migas di wilayah adat Suku Sumuri.
"Dengan berjalannya waktu, semua perdebatan yang terjadi akhirnya dapat terselesaikan. Semuanya bersatu untuk memajukan masyarakat adat Sumuri," ujarnya.
Upacara adat persiapan tajak sumur pengembangan asap 4X pada Rabu (14/8) dihadiri Drilling Manager Genting Oil Kasuari Ltd Dadang Muria Procabana bersama jajarannya, VP Operation Drilling GWDC Tang Dai Yuan dan jajaran, serta 54 perwakilan masyarakat adat dari 19 marga.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: SKK Migas utamakan aspek lingkungan pada pengeboran sumur di Bintuni
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2024
Kepala Departemen Forkom SKK Migas Perwakilan Papua Maluku Galih Agusetiawan di Manokwari, Kamis, mengatakan kegiatan eksplorasi sumber daya energi wajib memperhatikan kelestarian lingkungan, adat, dan budaya setempat.
Hal ini dibuktikan dengan pelibatan masyarakat adat Suku Sumuri saat persiapan tajuk pengeboran sumur asap 4X yang merupakan salah satu proyek strategis nasional pengembangan lapangan gas.
"Genting Oil dan perusahaan service drilling GWDC prioritaskan kepatuhan aspek keselamatan kesehatan kerja, terutama aspek lindungan lingkungan," kata Galih.
Ia menjelaskan keberlangsungan kegiatan usaha pemerintah untuk memenuhi kebutuhan energi yang bersumber dari gas bumi memerlukan dukungan semua komponen masyarakat terutama masyarakat adat.
Pelibatan masyarakat adat dinilai efektif mencegah berbagai hambatan dalam kegiatan operasional, dan nantinya usaha tersebut dapat memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat adat setempat.
"Menjaga hubungan baik dengan alam dan masyarakat adat, maka masyarakat adat dan alam pasti mendukung kelancaran operasional," ucap Galih.
Galih mengemukakan pelaksanaan pengeboran sumur asap 4X yang terletak di Kampung Nagote, Distrik Sumuri telah disetujui dalam revisi rencana pengembangan lapangan gas AKM.
Sejumlah rangkaian kegiatan fisik sudah dilaksanakan Genting Oil Kasuari Ltd guna memastikan konstruksi anjungan pengeboran, dan fasilitas operasional berjalan sesuai prosedur standar operasional.
"Tinggi konstruksi anjungan pengeboran kurang lebih 50 meter dengan kapasitas bertenaga 2000 HP," ucap Galih.
Ketua Lembaga Masyarakat Adat (LMA) Suku Sumuri Tadius Fossa mengapresiasi komitmen SKK Migas dan Genting Oil Kasuari Ltd yang memperhatikan aspek lingkungan, adat dan budaya pada kegiatan pengeboran sumur migas.
Komunikasi dan kolaborasi yang terus ditingkatkan memberikan efek positif dengan dimulainya kegiatan operasional pengembangan sumur migas di wilayah adat Suku Sumuri.
"Dengan berjalannya waktu, semua perdebatan yang terjadi akhirnya dapat terselesaikan. Semuanya bersatu untuk memajukan masyarakat adat Sumuri," ujarnya.
Upacara adat persiapan tajak sumur pengembangan asap 4X pada Rabu (14/8) dihadiri Drilling Manager Genting Oil Kasuari Ltd Dadang Muria Procabana bersama jajarannya, VP Operation Drilling GWDC Tang Dai Yuan dan jajaran, serta 54 perwakilan masyarakat adat dari 19 marga.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: SKK Migas utamakan aspek lingkungan pada pengeboran sumur di Bintuni
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2024