Demi meningkatkan kapabilitas CCUS dan CCS Indonesia, BP Berau Ltd (bp) – sebagai operator kontrak kerja sama Tangguh – dan Institut Teknologi Bandung (ITB) menandatangani Perjanjian Kerja Sama (“PKS”) untuk memajukan penelitian dan pengembangan teknologi penangkapan, pemanfaatan, dan penyimpanan karbon.

Penandatanganan dilakukan oleh Kathy Wu, bp regional president Asia Pacific, gas and low carbon energy dan Prof I Gede Wenten, Ph.D., wakil rektor ITB untuk penelitian dan inovasi, pada hari pertama International & Indonesia CCS Forum (IICCS) 2024 di Jakarta pada Rabu, 31 Juli 2024.

PKS ini mencakup studi kelayakan yang bertujuan mendukung proyek CCUS Tangguh dan pengembangan hub CCS Tangguh, serta menandai pelaksanaan Nota Kesepahaman yang telah ditandatangani kedua belah pihak pada Oktober 2023.

Selain studi kelayakan, PKS ini juga merinci beasiswa yang akan disediakan oleh Tangguh bagi mahasiswa Magister dan Doktor ITB, serta dukungan infrastruktur untuk Centre of Excellence for CCS and CCUS ITB. PKS ini berlaku selama enam tahun sejak tanggal penandatanganan dan dapat diperpanjang sesuai kesepakatan kedua belah pihak.

"Tangguh berharap proyek CCUS dan CCS hub ini dapat menjadi model uji coba untuk proyek penangkapan dan penyimpanan karbon di masa depan di Indonesia dan Asia Pasifik. Kolaborasi dengan institusi pendidikan terkemuka seperti ITB sangat penting untuk memastikan kemajuan proyek-proyek ini, memajukan penerapan CCS/CCUS di Indonesia, serta mendukung ketahanan energi dan agenda pengurangan emisi Indonesia," kata Kathy.

Sementara I Gede Wenten menyebut jajarannya merasa bangga menjadi mitra Tangguh dalam memajukan kegiatan CCUS dan CCS di Indonesia, untuk mendukung upaya negara menuju dekarbonisasi. 

"Kerja sama ini juga mengukuhkan perjalanan kami menjadi pusat penelitian dan pengembangan internasional terkemuka untuk CCUS dan CCS," kata I Gede Wenten.

Pada kesempatan yang sama, sekretaris SKK Migas, Luky A Yusgiantoro, menyampaikan apresiasinya atas kerja sama bp dengan ITB sebagai upaya akselerasi implementasi CCUS dan CCS di Indonesia dan mendorong kompetensi sumber daya manusia (SDM) sebagai bagian dari ekosistem terintegrasi dalam pengembangan CCUS dan CCS.

 “Penyediaan SDM untuk implementasi CCUS dan CCS ini sangat penting mengingat sektor ini akan semakin berkembang dimasa mendatang, dan tentu saja kita berharap Indonesia akan menjadi salah satu negara yang memiliki SDM berdaya saing di sektor CCUS dan CCS”, ujar Luky.

Proyek CCUS Tangguh saat ini merupakan proyek CCUS paling maju di Indonesia. Pada tahap awal, proyek ini memiliki potensi menginjeksikan lebih dari 30 juta ton CO2 kembali ke dalam reservoir, yang dapat memberikan kontribusi 5 persen dari target kontribusi iklim yang ditetapkan Indonesia (NDC) di sektor energi.

Dengan kapasitas penyimpanan hingga 1,8 gigaton CO2, Tangguh berpotensi menjadi hub CCS regional dan membantu mewujudkan ambisi net zero Indonesia dan Asia Pasifik.
BP Berau Ltd (bp) dan Institut Teknologi Bandung (ITB) menandatangani Perjanjian Kerja Sama (PKS) untuk memajukan penelitian dan pengembangan teknologi penangkapan, pemanfaatan, dan penyimpanan karbon. (ANTARA/HO-BP Tangguh)


Sekilas tentang Tangguh

Tangguh adalah produsen gas alam terbesar di Indonesia, dengan rata-rata produksi LNG sebesar 2,1 miliar kaki kubik per hari, yang menyumbang sekitar sepertiga dari produksi gas nasional. Tangguh memasok rata-rata 60 kargo LNG per tahun ke pasar domestik melalui kontrak penjualan dengan PLN.

bp mengoperasikan Tangguh LNG dengan 40,22% kepemilikan partisipasi, bersama mitra-mitra MI Berau B.V. (16,30%), CNOOC Muturi Limited (13,90%), Nippon Oil Exploration (Berau), Ltd. (12,23%), KG Berau Petroleum Ltd (8,56%), KG Wiriagar Petroleum Ltd (1,44%), dan Indonesia Natural Gas Resources Muturi Inc. (7,35%). 

Pewarta: Evarianus Supar

Editor : Evarianus Supar


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2024