Menteri Investasi Republik Indonesia Bahlil Lahadalia mengajak seluruh Pemuda Katolik dari Sabang sampai Merauke untuk berlomba menjadi wirausahawan sebagai bagian dari kontribusi terhadap peningkatan ekonomi bangsa.
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2024
Hal ini disampaikan Menteri Investasi RI Bahlil Lahadalia saat membuka Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) II Pemuda Katolik 2024 yang dipusatkan di Kabupaten Sorong, Provinsi Papua Barat Daya, Sabtu.
"Sebab bagian ekonomi ini tidak dimanfaatkan oleh banyak orang, pemuda lebih cenderung ke politik, padahal menjadi bupati harus siapkan dana begitu besar hingga Rp40 miliar, mau jadi gubernur pun mencapai ratusan miliar demikian apalagi presiden," kata Bahlil.
Dia menyebutkan, reformasi telah melahirkan dua gagasan besar, pertama politik dan kedua adalah ekonomi. Politik telah melakukan perubahan dengan plus minus-nya.
"Presiden sudah berganti, menteri sudah berganti, gubernur hingga bupati dan DPR sudah berganti, yang tidak tergantikan adalah konglomerat. Mengapa? Karena organisasi kepemudaan itu selalu berpikir dan berorientasi kepada politik," ujarnya.
Karena itu, Bahlil memberikan harapan dengan perspektif lain. Bahwa semua negara maju, salah satu diantaranya adalah pertumbuhan dunia usaha harus dobel digit. Jumlah pengusaha di Indonesia hanya 3,8 persen, kemudian Singapura 11 persen, Malaysia tujuh persen, Thailand delapan persen dan Amerika sudah dobel digit.
"Rata-rata animo anak muda antara politisi dan pengusaha, lebih besar politisi daripada pengusahanya. Tapi mereka ada keinginan untuk kaya, itu artinya antara keinginan dan cara terjadi kontra produktif," jelasnya.
Dia juga menyampaikan bahwa investasi itu salah satu instrumen penting dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
Sejak Indonesia merdeka sampai 2020, pertumbuhan ekonomi lebih di wilayah Jawa. Hal itu karena jumlah investasi lebih besar di wilayah Jawa ketimbang wilayah luar dari Pulau Jawa.
"Sejak saya masuk, atas perintah Pak Jokowi, jangan membangun Indonesia dengan Jawa sentris, harus Indonesia sentris, maka kita ubah kebijakannya sehingga investasi di luar Pulau Jawa jauh lebih besar," tambah Bahlil.
Hal itu, katanya, merupakan bagian penting yang harus dilakukan oleh para aktivis kepemudaan.
"Jangan kemudian tamat kuliah, bawa ijazah untuk tunggu penerimaan PNS. Jangan kamu bermimpi jadi orang kaya jika memilih menjadi PNS. Itu kuncinya," kata Bahlil memotivasi para Pemuda Katolik.
"Jangan kemudian tamat kuliah, bawa ijazah untuk tunggu penerimaan PNS. Jangan kamu bermimpi jadi orang kaya jika memilih menjadi PNS. Itu kuncinya," kata Bahlil memotivasi para Pemuda Katolik.
Hal konkret yang akan dilakukan ke depan adalah mendorong adanya hilirisasi investasi. Karena investasi tidak bisa menggunakan gaya lama. Ini kemudian didukung dengan sebuah regulasi yang mewajibkan setiap investor yang masuk ke daerah harus mengakomodasi pengusaha daerah.
"Supaya agar investasi di daerah itu menjadikan pengusaha lokal menjadi tuan di atas negerinya sendiri, bukan menjadi penonton," ujar dia.
Dia mengajak Pemuda Katolik dan organisasi kepemudaan lainnya agar mengambil peluang ini, kalau mau mengisi kemerdekaan ambil bagian ekonomi.
Selain itu dia pun mengakui bahwa Pemuda Katolik adalah garda terdepan yang menjaga toleransi, NKRI, menjaga intelektualitas dengan kritikan konstruktif demi kemajuan kemajemukan NKRI.
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2024