Penjabat Gubernur Papua Barat Ali Baham Temongmere mencanangkan penanaman serentak komoditas penyumbang inflasi di kebun ketahanan pangan Kampung Susweni, Kabupaten Manokwari.
"Ada sejumlah komoditas pangan penyumbang inflasi yang ditanam seperti cabai, tomat, bawang merah, bawang putih, dan lainnya," kata Ali Baham di Manokwari, Jumat.
Dia menjelaskan kegiatan budidaya tanaman pangan lokal melibatkan seluruh aparatur yang tersebar pada 47 organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkup pemerintah provinsi.
Hal tersebut merupakan upaya pemerintah daerah dalam menjaga ketersediaan stok komoditas pangan, sehingga harga tetap terkendali dan inflasi tidak mengalami peningkatan.
"Tujuan utama gerakan serentak yang dilakukan adalah menjaga ketersediaan dan kestabilan harga supaya inflasi tetap terkendali," ujarnya.
Pemerintah daerah, kata dia, intensif mengedukasi seluruh komponen masyarakat agar memanfaatkan pekarangan rumah dan lahan tidur untuk pembudidayaan komoditas pangan lokal.
Peran aktif masyarakat dalam gerakan menanam berbagai jenis komoditas lokal dapat mewujudkan ketahanan pangan di daerah sekaligus mengantisipasi dampak perubahan iklim.
"Cuaca ekstrem diprediksi terjadi Agustus mendatang yang mengakibatkan suhu meningkat, terjadi kekeringan, dan gagal panen," ucap Ali Baham.
Hasil produksi kebun ketahanan pangan, kata dia, disuplai ke sejumlah pedagang di Manokwari guna menjamin ketersediaan pasokan sekaligus menjaga kestabilan harga komoditas dimaksud.
Mekanisme pendistribusian hasil panen akan dirumuskan oleh Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Papua Barat agar upaya mengendalikan inflasi tepat pada sasaran
"Apakah ada toko sendiri yang menampung hasil panen lalu dijual dengan harga murah atau seperti apa, nanti dirumuskan sama-sama," kata Ali Baham.
Penjabat Sekretaris Daerah Papua Barat Yacob Fonataba menjelaskan aparatur pemerintah daerah sudah semestinya menjadi contoh bagi masyarakat agar kampanye budidaya pangan lokal dapat diimplementasikan.
Pemerintah provinsi juga membuka ruang bagi masyarakat sekitar kawasan Susweni berpartisipasi mengelola kebun ketahanan pangan yang sudah dilengkapi sistem irigasi pompa dan pipa.
"Kalau pemerintah tidak turun ke lapangan, bagaimana mungkin bisa mengajak masyarakat melakukan budidaya tanaman pangan," ujar Yacob.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Provinsi Papua Barat mengalami inflasi tahunan pada Juni 2024 sebesar 3,73 persen (yoy) lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat 4,56 persen (yoy).
Inflasi dipengaruhi kenaikan indeks harga dari lima komoditas yang memberikan andil terbesar, yaitu beras, tarif angkutan udara, ikan tuna, bawang putih, dan tomat.
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2024
"Ada sejumlah komoditas pangan penyumbang inflasi yang ditanam seperti cabai, tomat, bawang merah, bawang putih, dan lainnya," kata Ali Baham di Manokwari, Jumat.
Dia menjelaskan kegiatan budidaya tanaman pangan lokal melibatkan seluruh aparatur yang tersebar pada 47 organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkup pemerintah provinsi.
Hal tersebut merupakan upaya pemerintah daerah dalam menjaga ketersediaan stok komoditas pangan, sehingga harga tetap terkendali dan inflasi tidak mengalami peningkatan.
"Tujuan utama gerakan serentak yang dilakukan adalah menjaga ketersediaan dan kestabilan harga supaya inflasi tetap terkendali," ujarnya.
Pemerintah daerah, kata dia, intensif mengedukasi seluruh komponen masyarakat agar memanfaatkan pekarangan rumah dan lahan tidur untuk pembudidayaan komoditas pangan lokal.
Peran aktif masyarakat dalam gerakan menanam berbagai jenis komoditas lokal dapat mewujudkan ketahanan pangan di daerah sekaligus mengantisipasi dampak perubahan iklim.
"Cuaca ekstrem diprediksi terjadi Agustus mendatang yang mengakibatkan suhu meningkat, terjadi kekeringan, dan gagal panen," ucap Ali Baham.
Hasil produksi kebun ketahanan pangan, kata dia, disuplai ke sejumlah pedagang di Manokwari guna menjamin ketersediaan pasokan sekaligus menjaga kestabilan harga komoditas dimaksud.
Mekanisme pendistribusian hasil panen akan dirumuskan oleh Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Papua Barat agar upaya mengendalikan inflasi tepat pada sasaran
"Apakah ada toko sendiri yang menampung hasil panen lalu dijual dengan harga murah atau seperti apa, nanti dirumuskan sama-sama," kata Ali Baham.
Penjabat Sekretaris Daerah Papua Barat Yacob Fonataba menjelaskan aparatur pemerintah daerah sudah semestinya menjadi contoh bagi masyarakat agar kampanye budidaya pangan lokal dapat diimplementasikan.
Pemerintah provinsi juga membuka ruang bagi masyarakat sekitar kawasan Susweni berpartisipasi mengelola kebun ketahanan pangan yang sudah dilengkapi sistem irigasi pompa dan pipa.
"Kalau pemerintah tidak turun ke lapangan, bagaimana mungkin bisa mengajak masyarakat melakukan budidaya tanaman pangan," ujar Yacob.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Provinsi Papua Barat mengalami inflasi tahunan pada Juni 2024 sebesar 3,73 persen (yoy) lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat 4,56 persen (yoy).
Inflasi dipengaruhi kenaikan indeks harga dari lima komoditas yang memberikan andil terbesar, yaitu beras, tarif angkutan udara, ikan tuna, bawang putih, dan tomat.
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2024