Ketua Program Studi Sumber Daya Aquatik Universitas Papua (Unipa) Manokwari, Papua Barat Paulus Boli mengemukakan konservasi laut di Manokwari akan semakin efektif jika ada alih fungsi kawasan.

"Untuk melestarikan ekologi di perairan Manokwari memang membutuhkan waktu sehingga perlu ada alih fungsi kawasan, daerah penangkapan ikan diubah jadi tempat wisata," katanya di Manokwari, Rabu.

Ia mengatakan perairan Manokwari terutama di daerah teluk, yaitu Teluk Doreri, kaya akan hasil laut karena ekosistem bagus. Hasil laut itu dijadikan mata pencaharian masyarakat sekitar.

Namun, katanya, perkembangan penduduk membuat aktivitas penangkapan semakin tinggi. Hal itu tentu akan mengganggu ekosistem dan membuat hasil laut terus berkurang sehingga butuh upaya konservasi.

Akibat berkurang hasil laut, saat ini nelayan Manokwari harus mencari ikan lebih jauh dibandingkan dengan masa lalu. Ikan yang dahulu terkonsentrasi di Teluk Doreri semakin berkurang karena terus ditangkap, tanpa dibarengi upaya konservasi.

"Di Manokwari ini hasil laut yang menonjol adalah ikan tengiri, tuna, maupun cakalang. Masyarakat selama ini bergantung dari penjualan hasil laut itu," kata dosen spesialis ekologi perairan dan konservasi tersebut.

Menurut dia, upaya konservasi akan berhasil jika mampu menjawab kebutuhan perekonomian warga sebagai pengganti hasil penangkapan ikan, seperti mengubah daerah tersebut sebagai daerah wisata.

Padahal sebagai daerah yang kaya ekologi laut, tidak sulit menjadikan wilayah Teluk Doreri sebagai tempat wisata. Kawasan itu kaya akan karang dan keindahan alam bawah laut sehingga menjadi modal kuat dijadikan tempat wisata.

"Kami sangat mengapresiasi warga Pulau Lemon di Teluk Doreri kemarin melakukan Sasi adat sebagai upaya konservasi. Yaitu melakukan buka tutup wilayah penangkapan ikan di daerah tersebut, namun sebaiknya memang dikombinasikan dengan ilmu pengetahuan agar semakin efektif," katanya.

Ia mengatakan seharusnya melalui Sasi adat, ada beberapa zona yang ditutup permanen untuk penangkapan ikan.

Zona tertutup tersebut, katanya, wilayah pusat berkembang biak ikan yang harus betul-betul diproteksi, sedangkan untuk pengganti perekonomian warga, zona tersebut dialihfungsikan sebagai tempat ekowisata atau daerah penyelaman.

"Warga bisa membuat homestay atau mengeksploitasi sisi wisata di daerah itu, banyak peluang ekonomi yang bisa muncul. Karena di daerah itu formasi karangnya juga bagus," ujarnya.

Untuk mencapai itu, katanya, butuh kerja sama semua pihak, baik akademisi, pemerintah, maupun kesadaran masyarakat.

Ia menyebut keberhasilan alih fungsi kawasan dari penangkapan ikan menjadi kawasan wisata sudah terjadi di Raja Ampat.

Sejumlah wilayah di Raja Ampat yang sebagian besar penduduk sebagai nelayan telah berubah pendapatan ekonomi dengan memanfaatkan wisata.

"Ada keuntungan ganda kalau pusat kembang biak ikan benar-benar tertutup, maka populasi ikan akan terjaga. Nelayan mudah mendapat ikan, sedangkan warga sekitar pusat kembang biak ikan bisa mendapatkan pendapatan dari sektor wisata," ujarnya.
 

Pewarta: Ali Nur Ichsan

Editor : Evarianus Supar


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2024