Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Sorong Selatan (Sorsel), Papua Barat Daya, merencanakan reklamasi kawasan kumuh di kawasan Pasar Ampera, Distrik Teminabuan, dengan membutuhkan anggaran senilai Rp150 miliar.
Kepala Bidang (Kabid) Perumahan Dinas PUPR Sorsel, Johan Alfred Salamuk, di Teminabuan, Sabtu, mengatakan untuk bisa melakukan reklamasi tersebut PUPR butuh sokongan anggaran yang cukup besar, karena sesuai Surat Keputusan (SK) Kawasan Kumuh nomor : 600/648/363/BSS/Tahun 2022 akan dibangun sekitar 230 – 500 hunian dengan luas wilayah 20 hektare.
"Rencana reklamasi kawasan Ampera dengan tiga tahap dan butuh waktu sekitar 1 – 5 tahun, di antaranya tahap satu penyiapan lahan baru dan bangunan untuk daerah terdampak relokasi, tahap dua relokasi daerah terdampak, dan rahap tiga pembangunan kawasan Ampera sesuai desain," kata Johan.
Ia melanjutkan, rencana penangan juga meliputi beberapa metode antara pemugaran, peremajaan kawasan kumuh Ampera - Sayolo menjadi kawasan desa wisata atau relokasi ke kawasan baru yang disiapkan oleh pemerintah.
"Peremajaan kawasan kumuh Ampera – Sayolo meliput beberapa hal yang diperhatikan untuk dikerjakan antara lain penataan perumahan, jalan lingkungan, pengelolaan sampah, sanitasi dan juga air bersih,' jelas Johan.
Ia melanjutkan, kawasan Ampera menjadi salah satu pelabuhan pertama bagi masyarakat, yang menghubungkan tiga kabupaten diantaranya Kota Sorong ke Kabupaten Sorsel dan Kabupaten Maybrat.
"Laju pertumbuhan penduduk yang begitu pesat dikarenakan Ampera menjadi salah satu pusat perdagangan hasil laut. Mata pencaharian masyarakat kawasan Ampera rata-rata pedagang dan berpenghasilan rendah, " jelas Johan.
Ia mengatakan, Sungai Ampera dipilih menjadi lokasi prioritas penanganan kawasan kumuh di Kabupaten Sorsel dikarenakan kawasan Sungai Ampera mempunyai potensi besar untuk dijadikan, tempat pariwisata dan pusat perekonomian
"Beberapa alasan kawasan Sungai Ampera untuk dijadikan tempat pariwisata, karena terdapat air terjun Kohoin dan penataan kembali hutan mangrove yang mengelilingi Sungai Ampera yang merupakan potensi pariwisata yang mampu meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD)," ungkap Johan.
Ia menjelaskan, terdapat situs sejarah perkembangan pekabaran injil di Tanah Tehit, dan untuk mencegah kerusakan lingkungan beberapa tahun ke depan mengingat dampak pencemaran lingkungan akibat endapan sampah sangat besar pengaruh bagi masyarakat di Ampera, Sayolo, Wersar, Konda dan sejumlah wilayah lainnya.
"Selaku Kabid berharap agar pemangku kebijakan di Kabupaten Sorsel agar dapat menganggarkan dana untuk bidang Perumahan menyiapkan data teknis pendukung kawasan kumuh guna merespon dana Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dari Kementerian PUPR lewat Dana Alokasi Khusus (DAK) Tematik integrasi kawasan kumuh," harap Johan.
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2024
Kepala Bidang (Kabid) Perumahan Dinas PUPR Sorsel, Johan Alfred Salamuk, di Teminabuan, Sabtu, mengatakan untuk bisa melakukan reklamasi tersebut PUPR butuh sokongan anggaran yang cukup besar, karena sesuai Surat Keputusan (SK) Kawasan Kumuh nomor : 600/648/363/BSS/Tahun 2022 akan dibangun sekitar 230 – 500 hunian dengan luas wilayah 20 hektare.
"Rencana reklamasi kawasan Ampera dengan tiga tahap dan butuh waktu sekitar 1 – 5 tahun, di antaranya tahap satu penyiapan lahan baru dan bangunan untuk daerah terdampak relokasi, tahap dua relokasi daerah terdampak, dan rahap tiga pembangunan kawasan Ampera sesuai desain," kata Johan.
Ia melanjutkan, rencana penangan juga meliputi beberapa metode antara pemugaran, peremajaan kawasan kumuh Ampera - Sayolo menjadi kawasan desa wisata atau relokasi ke kawasan baru yang disiapkan oleh pemerintah.
"Peremajaan kawasan kumuh Ampera – Sayolo meliput beberapa hal yang diperhatikan untuk dikerjakan antara lain penataan perumahan, jalan lingkungan, pengelolaan sampah, sanitasi dan juga air bersih,' jelas Johan.
Ia melanjutkan, kawasan Ampera menjadi salah satu pelabuhan pertama bagi masyarakat, yang menghubungkan tiga kabupaten diantaranya Kota Sorong ke Kabupaten Sorsel dan Kabupaten Maybrat.
"Laju pertumbuhan penduduk yang begitu pesat dikarenakan Ampera menjadi salah satu pusat perdagangan hasil laut. Mata pencaharian masyarakat kawasan Ampera rata-rata pedagang dan berpenghasilan rendah, " jelas Johan.
Ia mengatakan, Sungai Ampera dipilih menjadi lokasi prioritas penanganan kawasan kumuh di Kabupaten Sorsel dikarenakan kawasan Sungai Ampera mempunyai potensi besar untuk dijadikan, tempat pariwisata dan pusat perekonomian
"Beberapa alasan kawasan Sungai Ampera untuk dijadikan tempat pariwisata, karena terdapat air terjun Kohoin dan penataan kembali hutan mangrove yang mengelilingi Sungai Ampera yang merupakan potensi pariwisata yang mampu meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD)," ungkap Johan.
Ia menjelaskan, terdapat situs sejarah perkembangan pekabaran injil di Tanah Tehit, dan untuk mencegah kerusakan lingkungan beberapa tahun ke depan mengingat dampak pencemaran lingkungan akibat endapan sampah sangat besar pengaruh bagi masyarakat di Ampera, Sayolo, Wersar, Konda dan sejumlah wilayah lainnya.
"Selaku Kabid berharap agar pemangku kebijakan di Kabupaten Sorsel agar dapat menganggarkan dana untuk bidang Perumahan menyiapkan data teknis pendukung kawasan kumuh guna merespon dana Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dari Kementerian PUPR lewat Dana Alokasi Khusus (DAK) Tematik integrasi kawasan kumuh," harap Johan.
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2024