Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua Barat menjamin ketersediaan bahan pangan murah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di provinsi tersebut menjelang Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah/2024 Masehi.

Penjabat Sekretaris Daerah (Sekda) Papua Barat Jacob S Fonataba di Manokwari, Papua Barat, Selasa, mengatakan gerakan pangan murah yang diselenggarakan selama bulan Ramadhan berdampak positif terhadap pengendalian harga.

Pemerintah provinsi terus berkoordinasi dengan tujuh pemerintah kabupaten agar rutin melakukan pemantauan terhadap dinamika harga komoditas pangan dan ketersediaan pasokan.

"Harga bahan pokok seperti beras, cabai, bawang merah, bawang putih, minyak goreng dan lainnya sudah kembali normal. Intervensi pasar cukup berdampak," ujar Jacob.

Menurut dia, Pemerintah Provinsi Papua Barat telah menginisiasi penyelenggaraan pasar murah sebanyak enam kali dan akan dilanjutkan hingga sepuluh kali guna mencegah lonjakan harga.

Kegiatan pasar murah tersebut berkolaborasi dengan Bank Indonesia Perwakilan Papua Barat, Perum Bulog Manokwari, Kepolisian Daerah (Polda) Papua Barat, dan sejumlah distributor bahan pangan.

"Misalnya, harga beras medium saat ini sudah turun menjadi Rp16 ribu per kilogram dari Rp18 ribu awalnya. Beras premium Rp18 ribu, beras Bulog Rp12 ribu," ujarnya.

Anggota Satgas Pangan Polda Papua Barat Inspektur Polisi Dua Damin Adi mengatakan pemantauan terhadap seluruh aktivitas perdagangan terus ditingkatkan guna mencegah penimbunan bahan pokok oleh oknum pedagang.

Satgas juga kerap mengimbau pedagang untuk tidak menaikkan harga komoditas pangan yang menjadi penyumbang inflasi di Papua Barat seperti beras, cabai, minyak goreng, telur ayam ras, dan daging ayam ras.

"Kami sudah sosialisasikan ke semua pedagang pasar supaya tidak seenaknya menaikkan harga. Sampai sekarang belum ditemukan indikasi penimbunan bahan pangan," ucap Damin.

Pewarta: Fransiskus Salu Weking

Editor : Evarianus Supar


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2024