Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sorong Selatan (Sorsel), Papua Barat Daya, terdapat 109 orang yang menderita HIV/AIDS di wilayah itu dari tahun 2022 hingga tahun 2023.
Plt Kepala Dinas Kesehatan, Marthina Atanay, di Teminabuan, Senin, mengatakan, pada tahun 2022 terdapat 22 orang yang menderita HIV/AIDS dan pada tahun 2023 terdapat 16 orang penderita HIV/AIDS di Sorsel.
"Total semua hingga sekarang berdasarkan data yang Dinkes miliki sudah109 orang, namun data tersebut berdasarkan laporan dari orang yang menderita penyakit tersebut," kata Marthina Atanay.
Ia melanjutkan, para petugas medis yang menangani penyakit menular telah melakukan pendekatan untuk memberikan pengobatan kepada pasien yang menderita HIV/AIDS.
"Kita juga mengalami kesulitan untuk melakukan pendekatan kepada orang yang menderita penyakit tersebut, karena ada isti atau denda adat yang akan dikenakan kepada petugas medis ketika mendatangi para penderita yang belum mendaftarkan diri atau melaporkan kepada para petugas," kata Marthina.
Walaupun mengalami kendala, kata Marthina, petugas akan tetap berupaya agar penderita HIV/AIDS yang belum melaporkan itu akan diberikan perhatian jika membutuhkan pendampingan.
Marthina juga mengimbau kepada masyarakat Sorsel agar tetap menjaga diri dan menjauhi hal-hal yang tidak diinginkan sehingga keluarga terhindar dari penyakit menular tersebut.
"Kalau mau hidup lama dengan keluarga maka jauhi pergaulan bebas dan selalu lindungi diri dan keluarga, sehingga tidak terkontaminasi dengan hal yang tidak diinginkan," ungkap Marthina.*
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2024
Plt Kepala Dinas Kesehatan, Marthina Atanay, di Teminabuan, Senin, mengatakan, pada tahun 2022 terdapat 22 orang yang menderita HIV/AIDS dan pada tahun 2023 terdapat 16 orang penderita HIV/AIDS di Sorsel.
"Total semua hingga sekarang berdasarkan data yang Dinkes miliki sudah109 orang, namun data tersebut berdasarkan laporan dari orang yang menderita penyakit tersebut," kata Marthina Atanay.
Ia melanjutkan, para petugas medis yang menangani penyakit menular telah melakukan pendekatan untuk memberikan pengobatan kepada pasien yang menderita HIV/AIDS.
"Kita juga mengalami kesulitan untuk melakukan pendekatan kepada orang yang menderita penyakit tersebut, karena ada isti atau denda adat yang akan dikenakan kepada petugas medis ketika mendatangi para penderita yang belum mendaftarkan diri atau melaporkan kepada para petugas," kata Marthina.
Walaupun mengalami kendala, kata Marthina, petugas akan tetap berupaya agar penderita HIV/AIDS yang belum melaporkan itu akan diberikan perhatian jika membutuhkan pendampingan.
Marthina juga mengimbau kepada masyarakat Sorsel agar tetap menjaga diri dan menjauhi hal-hal yang tidak diinginkan sehingga keluarga terhindar dari penyakit menular tersebut.
"Kalau mau hidup lama dengan keluarga maka jauhi pergaulan bebas dan selalu lindungi diri dan keluarga, sehingga tidak terkontaminasi dengan hal yang tidak diinginkan," ungkap Marthina.*
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2024