Penjabat Gubernur Papua Barat Daya, Muhammad Musa'ad menyebutkan, momentum Expo Papua Barat Daya merupakan ajang untuk memperkenalkan potensi investasi di provinsi tersebut
"Potensi investasi di Papua Barat Daya ini sangat memungkinkan untuk dikembangkan, ini saatnya kita perkenalkan potensi investasi kita supaya para investor datang dan menanamkan modal di Papua Barat Daya," kata Musa'ad saat membuka Expo Papua Barat Daya di Sorong, Kamis.
Expo tersebut rangkaian peringatan satu tahun Provinsi Papua Barat Daya dan 22 tahun pemberlakuan otonomi khusus (otsus) di Papua.
Dia mengatakan Papua Barat Daya memiliki begitu banyak potensi baik di daratan maupun di lautan yang perlu dipamerkan dan diperkenalkan pada investor dan khalayak ramai.
"Karena saat ini kita fokus pada tiga tema besar untuk pembangunan di provinsi ini yakni Papua Barat Daya sehat, cerdas dan produktif," katanya.
Selain investasi, Pemprov Papua Barat Daya terus mengembangkan produktifitas UMKM karena dinilai sangat berperan terhadap kehidupan ekonomi masyarakat. Kontribusi UMKM terhadap perekonomian daerah sangat tinggi.
Dia berharap, ada sinergi dan kolaborasi baik antara UMKM dengan pemerintah, BUMD atau BUMN maupun swasta perusahaan, supaya kontribusi UMKM terhadap kehidupan perekonomian daerah meningkat maksimal.
"Perusahaan yang besar berikan ruang bagi perusahaan-perusahaan kecil untuk bersinergi dan berkolaborasi guna mendukung pertumbuhan ekonomi di Papua Barat Daya," katanya.
Musa'ad menjelaskan, provinsi-provinsi pemekaran baru di Papua akan diundang pada kegiatan yang sama sebagai upaya untuk membangun sinergi dan kolaborasi pengembangan potensi setiap daerah. Langkah itu untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang juga berdampak pada penurunan kemiskinan dan pengangguran.
"Kita selalu mengatakan pertumbuhan ekonomi kita tinggi, tapi kemiskinan kita juga tinggi, ini menjadi satu soal. Kemudian pertumbuhan ekonomi kita tinggi tapi pengangguran kita juga tinggi ini tidak ada dalam ilmu ekonomi," ujarnya.
Berdasarkan data dari Badan Perencanaan Pembangunan Riset dan Inovasi Daerah (Bapperida) Provinsi Papua Barat Daya menyebutkan, tingkat pengangguran tertinggi di Papua Barat Daya 2021-2022 adalah Kota Sorong dengan jumlah tingkat pengangguran sebanyak 10,09 persen di tahun 2022.
Kemudian, presentase penduduk miskin berdasarkan kabupaten dan kota Provinsi Papua Barat Daya, Kabupaten Maybrat memiliki angka kemiskinan tertinggi sebesar 31,14 persen pada 2022, kemudian Kabupaten Sorong Selatan sebesar 18,48 persen, Kabupaten Tambrauw sebesar 32,45 persen, Kabupaten Raja Ampat sebesar 17,32 persen, Kabupaten Sorong sebesar 27,58 persen, Kota Sorong sebesar 14,96 persen.
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2023
"Potensi investasi di Papua Barat Daya ini sangat memungkinkan untuk dikembangkan, ini saatnya kita perkenalkan potensi investasi kita supaya para investor datang dan menanamkan modal di Papua Barat Daya," kata Musa'ad saat membuka Expo Papua Barat Daya di Sorong, Kamis.
Expo tersebut rangkaian peringatan satu tahun Provinsi Papua Barat Daya dan 22 tahun pemberlakuan otonomi khusus (otsus) di Papua.
Dia mengatakan Papua Barat Daya memiliki begitu banyak potensi baik di daratan maupun di lautan yang perlu dipamerkan dan diperkenalkan pada investor dan khalayak ramai.
"Karena saat ini kita fokus pada tiga tema besar untuk pembangunan di provinsi ini yakni Papua Barat Daya sehat, cerdas dan produktif," katanya.
Selain investasi, Pemprov Papua Barat Daya terus mengembangkan produktifitas UMKM karena dinilai sangat berperan terhadap kehidupan ekonomi masyarakat. Kontribusi UMKM terhadap perekonomian daerah sangat tinggi.
Dia berharap, ada sinergi dan kolaborasi baik antara UMKM dengan pemerintah, BUMD atau BUMN maupun swasta perusahaan, supaya kontribusi UMKM terhadap kehidupan perekonomian daerah meningkat maksimal.
"Perusahaan yang besar berikan ruang bagi perusahaan-perusahaan kecil untuk bersinergi dan berkolaborasi guna mendukung pertumbuhan ekonomi di Papua Barat Daya," katanya.
Musa'ad menjelaskan, provinsi-provinsi pemekaran baru di Papua akan diundang pada kegiatan yang sama sebagai upaya untuk membangun sinergi dan kolaborasi pengembangan potensi setiap daerah. Langkah itu untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang juga berdampak pada penurunan kemiskinan dan pengangguran.
"Kita selalu mengatakan pertumbuhan ekonomi kita tinggi, tapi kemiskinan kita juga tinggi, ini menjadi satu soal. Kemudian pertumbuhan ekonomi kita tinggi tapi pengangguran kita juga tinggi ini tidak ada dalam ilmu ekonomi," ujarnya.
Berdasarkan data dari Badan Perencanaan Pembangunan Riset dan Inovasi Daerah (Bapperida) Provinsi Papua Barat Daya menyebutkan, tingkat pengangguran tertinggi di Papua Barat Daya 2021-2022 adalah Kota Sorong dengan jumlah tingkat pengangguran sebanyak 10,09 persen di tahun 2022.
Kemudian, presentase penduduk miskin berdasarkan kabupaten dan kota Provinsi Papua Barat Daya, Kabupaten Maybrat memiliki angka kemiskinan tertinggi sebesar 31,14 persen pada 2022, kemudian Kabupaten Sorong Selatan sebesar 18,48 persen, Kabupaten Tambrauw sebesar 32,45 persen, Kabupaten Raja Ampat sebesar 17,32 persen, Kabupaten Sorong sebesar 27,58 persen, Kota Sorong sebesar 14,96 persen.
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2023