Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Provinsi Papua Barat menjajaki kerja sama dengan Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Sulawesi Selatan, terkait penyediaan dan pengembangan sumber daya tenaga medis.
"Oktober kemarin kami sudah ketemu dengan Dekan Fakultas Kedokteran Unhas. Naskah kerja sama sementara disiapkan," kata Direktur RSUD Papua Barat dr Arnoldus Tiniap di Manokwari, Selasa.
Ia menjelaskan metode kerja sama merupakan solusi efektif dalam mengatasi keterbatasan tenaga medis yang berkualitas, sehingga layanan kesehatan bagi masyarakat dapat dimaksimalkan.
Menurutnya, kerja sama tersebut akan berdampak positif bagi RSUD Papua Barat karena Unhas dilengkapi dengan fasilitas Rumah Sakit dr Wahidin Sudirohusodo.
Saat ini, kata dia, ada tiga perawat dari RSUD Papua Barat menjalani pelatihan penggunaan peralatan hemodialisa di Rumah Sakit dr Wahidin Sudirohusodo Makassar agar pihaknya dapat melayani cuci darah mulai awal Desember 2023.
"Sebelumnya kami sudah kirim dokter ikut pelatihan di RS Wahidin dan ada tiga perawat yang masih dilatih," ucapnya.
Manajemen RSUD, kata dia, terus membenahi sarana prasarana dan menambah jumlah tenaga medis guna mengoptimalkan layanan kesehatan bagi masyarakat Papua Barat.
Jumlah dokter spesialis yang masih dibutuhkan, kata dia, adalah satu dokter spesialis kebidanan dan satu dokter spesialis THT (Telinga, Hidung, dan Tenggorokan).
"Untuk mengoptimalkan layanan, kami butuh dua dokter. Kebidanan dan THT masih kurang satu," ucap dr Arnoldus.
Ia menuturkan dokter spesialis pelayanan dasar yang sudah lengkap yaitu dokter spesialis anak, spesialis bedah, spesialis penyakit dalam, spesialis mata, spesialis jiwa, dan spesialis saraf.
RSUD Papua Barat, kata dia, diharapkan dapat menjadi rumah sakit rujukan wilayah sehingga wajib menyediakan dokter spesialis yang menangani penyakit jantung, stroke, ginjal hipertensi, dan kanker.
"Kami upayakan tahun 2024 dokter spesialisnya ada, karena akan menjadi rumah sakit rujukan," ucap Tiniap.
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2023
"Oktober kemarin kami sudah ketemu dengan Dekan Fakultas Kedokteran Unhas. Naskah kerja sama sementara disiapkan," kata Direktur RSUD Papua Barat dr Arnoldus Tiniap di Manokwari, Selasa.
Ia menjelaskan metode kerja sama merupakan solusi efektif dalam mengatasi keterbatasan tenaga medis yang berkualitas, sehingga layanan kesehatan bagi masyarakat dapat dimaksimalkan.
Menurutnya, kerja sama tersebut akan berdampak positif bagi RSUD Papua Barat karena Unhas dilengkapi dengan fasilitas Rumah Sakit dr Wahidin Sudirohusodo.
Saat ini, kata dia, ada tiga perawat dari RSUD Papua Barat menjalani pelatihan penggunaan peralatan hemodialisa di Rumah Sakit dr Wahidin Sudirohusodo Makassar agar pihaknya dapat melayani cuci darah mulai awal Desember 2023.
"Sebelumnya kami sudah kirim dokter ikut pelatihan di RS Wahidin dan ada tiga perawat yang masih dilatih," ucapnya.
Manajemen RSUD, kata dia, terus membenahi sarana prasarana dan menambah jumlah tenaga medis guna mengoptimalkan layanan kesehatan bagi masyarakat Papua Barat.
Jumlah dokter spesialis yang masih dibutuhkan, kata dia, adalah satu dokter spesialis kebidanan dan satu dokter spesialis THT (Telinga, Hidung, dan Tenggorokan).
"Untuk mengoptimalkan layanan, kami butuh dua dokter. Kebidanan dan THT masih kurang satu," ucap dr Arnoldus.
Ia menuturkan dokter spesialis pelayanan dasar yang sudah lengkap yaitu dokter spesialis anak, spesialis bedah, spesialis penyakit dalam, spesialis mata, spesialis jiwa, dan spesialis saraf.
RSUD Papua Barat, kata dia, diharapkan dapat menjadi rumah sakit rujukan wilayah sehingga wajib menyediakan dokter spesialis yang menangani penyakit jantung, stroke, ginjal hipertensi, dan kanker.
"Kami upayakan tahun 2024 dokter spesialisnya ada, karena akan menjadi rumah sakit rujukan," ucap Tiniap.
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2023