Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kabupaten Teluk Wondama, Provinsi Papua Barat menyelenggarakan lomba cipta menu pangan lokal yang beragam, bergizi seimbang dan aman dikonsumsi.

Ketua PKK Teluk Wondama Sri Maryanti di Wasior, Selasa, mengatakan lomba cipta menu berbasis pangan lokal merupakan bagian dari upaya penanggulangan masalah balita gagal tumbuh akibat kurang gizi (stunting) sekaligus menyemarakkan peringatan Hari Ulang Tahun ke-78 Kemerdekaan Republik Indonesia.

"Menciptakan khasanah baru masakan bergizi guna mencegah stunting dan menyehatkan anak-anak di Teluk Wondama," katanya.

Melalui lomba tersebut, kata dia, organisasi perempuan di Teluk Wondama didorong semakin kreatif dalam menciptakan menu bergizi yang memanfaatkan sumber daya pangan lokal.

Selain itu, perempuan diharapkan lebih berperan aktif mencegah anak-anak mengonsumsi makanan cepat saji melalui penyediaan makanan sehat di rumah masing-masing.

"Sekarang ini banyak makanan cepat saji tapi kadar gizinya tidak diketahui, dan membuat anak-anak suka makan. Ini jadi tantangan kita supaya bisa berinovasi," katanya.

Ia menjelaskan bahwa PKK sebagai organisasi mitra pemerintah daerah, berkomitmen mendukung segala upaya menekan prevalensi stunting dengan meningkatkan edukasi bagi masyarakat terkait gizi seimbang.

Menurut dia pola konsumsi pangan bagi anak harus diperhatikan secara rutin supaya tidak menghambat tumbuh kembang anak yang merupakan generasi penerus bangsa.

"Mari kita sama-sama perhatikan kualitas makanan bagi anak-anak kita supaya bisa terbebas dari stunting," kata Sri Maryanti.

Bupati Teluk Wondama Hendrik Mambor menekankan bahwa semua pihak termasuk organisasi wanita turut bertanggung jawab membantu pemerintah daerah menekan angka stunting di tersebut.

Prevalensi stunting di Teluk Wondama sampai dengan Juli 2023 masih berada pada kisaran 21 persen, artinya masih relatif jauh dari target pemerintah pusat yakni 14 persen pada 2024.

Ia mengatakan bahwa lomba cipta menu berbasis pangan lokal merupakan partisipasi organisasi wanita untuk menekan kasus stunting di Wondama.

Sebab, menurut bupati, ujung tombak penanganan stunting sejatinya adalah keluarga melalui pemberian makanan bergizi bagi anak-anak.

"Ujung tombaknya adalah di rumah tangga (keluarga). Sebab bapak ibu yang setiap hari bersama anak-anak, “katanya.

Bupati berharap kreativitas organisasi wanita menghasilkan menu-menu baru dari pangan lokal tidak hanya dimunculkan ketika ada perlombaan atau pada momen tertentu saja, namun menjadi menu makanan keluarga.

“Misalnya kami di pemda itu setiap Kamis harus makan pangan lokal supaya kita bisa pesan dari kelompok ibu-ibu yang ada ini," demikian Hendrik Mambor.

Pewarta: Zack Tonu B

Editor : Evarianus Supar


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2023