Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Manokwari, Papua Barat mengungkapkan, El Nino tidak terlalu berdampak pada wilayah Papua Barat secara umum dan Kabupaten Manokwari secara khusus. 

Kepala BMKG Manokwari, Daniel Tandi di Manokwari, Rabu, menjelaskan dampak El Nino di wilayah Maluku dan Papua-Papua Barat tidak separah wilayah barat Indonesia. 

“El Nino pada umumnya terdampak di seluruh Indonesia. Tapi ada level berat, sedang, ringan. Dari NTT, NTB sampai Aceh dampaknya berat. Sedangkan di Papua Barat dampaknya ringan,” kata Daniel.

Daniel menjelaskan, El Nino merupakan anomali suhu permukaan laut yang rendah. Hal itu membuat air sulit menguap dan sulit membentuk awan hujan. Secara umum, sifat El Nino mengakibatkan curah hujan suatu daerah menurun drastis. 

“Nah yang terjadi di wilayah Indonesiaini kan sedang musim kemarau. Kondisi itu diperparah lagi dengan El Nino,” jelasnya.

Di wilayah Papua dan Papua Barat, katanya, faktor lokal cuaca lebih kuat sehingga dampak yang dihasilkan juga cukup ringan, tidak sampai menimbulkan kekeringan.

“Faktor lokal cuaca dipengaruhi kondisi geografis seperti daerah pinggir laut, daerah perbukitan, atau adanya danau. Kondisi geografis itu yang mempengaruhi proses pertumbuhan awan hujan. Jadi setiap daerah mempunyai karakter musim berbeda-beda,” ungkap Daniel. 

Khusus di wilayah Manokwari dan sekitarnya, pada Juni hingga akhir September atau awal Oktober masuk musim kemarau. Namun karakter cuaca di Manokwari, meski sedang musim kemarau tetapi hujan tetap ada tiap minggunya. 

“Akhirnya dampak El Nino hanya ringan saja di sini. Jika biasanya saat musim kemarau ada hujan 4 hari sekali, gara-gara El Nino berkurang jadi 7 hari sekali,” terangnya.

Ia menambahkan, dampak yang paling dirasakan warga Manokwari akibat El Nino adalah sengatan matahari yang lebih panas dari biasanya. 

“Karena musim kemarau dan diperparah El Nino maka awan semakin susah terbentuk. Akibatnya kita langsung terpapar sinar matahari dan tidak terhalang awan. Itu yang menyebabkan sekarang panasnya lebih terasa,” ujarnya. 
 

Pewarta: Ali Nur Ichsan

Editor : Evarianus Supar


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2023