Menko PMK Muhadjir Effendy meminta Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk mencari varietas umbi yang tahan dengan kondisi ekstrem dalam upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat Papua, khususnya wilayah yang mengalami kelaparan akibat gagal panen.  

"Saya sudah minta IPB, kira-kira umbian apa yang bisa mengganti umbi di sana," ujar Muhadjir di Jakarta, Rabu.

Muhadjir mengatakan makanan pokok masyarakat Papua, utamanya di distrik Agandugume, Lambewi, dan Oneri, yakni umbi. Sementara fenomena embun beku dan kabut es membuat umbi menjadi busuk dan tak bisa dikonsumsi.  

Bahkan, apabila terpaksa dikonsumsi bakal membuat diare. Penyakit inilah yang membuat enam orang di Kabupaten Puncak, Provinsi Papua Tengah, meninggal dunia.

"Kalo dipaksa (dimakan) itu ada bakteri yang mematikan di umbi-umbi busuk itu. Jadi bisa diganti umbi yang bisa bertahan pada musim ekstrem itu. Mungkin agak bisa menyelesaikan masalah," kata dia.  

Berdasarkan laporan yang diterimanya, ada satu varietas umbi yang ditanam di Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah, yang kuat pada kondisi ekstrem. Umbi itu akan coba ditanam di Papua, sehingga saat terjadi kondisi ekstrem bisa menggantikan umbi yang biasa dikonsumsi masyarakat Puncak.

"Musimnya sudah dipastikan menjelang pertengahan Juni ada hujan es, kemudian ada kabut es. Itu yang membuat umbi-umbian busuk, makanan pokok mereka umbi bukan padi," kata dia.

Kendati demikian, upaya penanganan kelaparan sudah mulai diatasi. Pemerintah mengirimkan berton-ton makanan pokok untuk didistribusikan ke tiga distrik.

Di sisi lain, Pemerintah berencana membangun gudang logistik di Distrik Agandugume, Kabupaten Puncak, Provinsi Papua Tengah, untuk mengantisipasi terjadinya krisis pangan akibat kekeringan di wilayah tersebut.

"Meskipun saat ini masih musim kering di Papua Tengah, namun setidaknya pasokan logistik yang disalurkan bisa dimanfaatkan untuk tiga bulan ke depan," ujar Muhadjir.


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Muhadjir minta IPB cari varietas umbi untuk masyarakat Papua

Pewarta: Asep Firmansyah

Editor : Evarianus Supar


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2023