Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Biak Numfor, Papua, dalam kurun waktu dua tahun 2021 dan 2022 telah berhasil menurunkan kasus angka stunting pada anak balita di daerah itu.
"Di tahun 2021 kasus stunting anak Biak Numfor 34 persen dan pada 2022 kasus stunting turun menjadi 27,30 persen. Dan pada 2023 kami targetkan stunting turun lagi, menjadi 16 persen," kata Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Keluarga Berencana (DP3AKB) Biak Numfor Johanna Nap di Biak, Senin.
Ia mengatakan kasus stunting pada anak turun karena Pemkab Biak Numfor melalui Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait bersama Badan Perencanaan Daerah (Bappeda) sudah fokus menangani stunting di sembilan distrik/kecamatan dan 25 kampung.
Untuk mengurangi stunting anak, lanjutnya, Pemkab Biak Numfor telah menyiapkan dapur sehat mengatasi stunting dengan menyiapkan makanan bergizi di kampung.
Sedangkan terobosan lain, kata Johanna, meningkatkan kolaborasi program terpadu dengan instansi pemerintah, organisasi kemasyarakatan, lembaga pendidikan, BUMN/BUMD, serta TNI/Polri.
"Pemkab Biak Numfor juga memperhatikan 1.000 Hari Kehidupan Pertama (HPK) anak sejak janin di kandungan hingga lahir dan tumbuh kembang anak usia 59 bulan," katanya.
Sedangkan strategi lainnya, kata dia, Pemkab Biak melakukan peningkatan upaya promotif dan preventif dalam rangka perbaikan gizi anak. "Mengatasi stunting anak tidak bisa dilakukan DP3AKB sendiri, tetapi harus saling kolaborasi dan terintegrasi program supaya setiap tahun angka stunting turun lagi di bawah 16 persen," katanya.
Johanna mengakui pencegahan stunting sesuai Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting yang holistik, integratif dan berkualitas melalui koordinasi, sinergi, dan sinkronisasi, para pemangku kepentingan.
"Pemkab Biak Numfor optimistis dengan kerja bersama antar-instansi dapat mengurangi angka stunting hingga nol kasus pada 2024," ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2023
"Di tahun 2021 kasus stunting anak Biak Numfor 34 persen dan pada 2022 kasus stunting turun menjadi 27,30 persen. Dan pada 2023 kami targetkan stunting turun lagi, menjadi 16 persen," kata Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Keluarga Berencana (DP3AKB) Biak Numfor Johanna Nap di Biak, Senin.
Ia mengatakan kasus stunting pada anak turun karena Pemkab Biak Numfor melalui Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait bersama Badan Perencanaan Daerah (Bappeda) sudah fokus menangani stunting di sembilan distrik/kecamatan dan 25 kampung.
Untuk mengurangi stunting anak, lanjutnya, Pemkab Biak Numfor telah menyiapkan dapur sehat mengatasi stunting dengan menyiapkan makanan bergizi di kampung.
Sedangkan terobosan lain, kata Johanna, meningkatkan kolaborasi program terpadu dengan instansi pemerintah, organisasi kemasyarakatan, lembaga pendidikan, BUMN/BUMD, serta TNI/Polri.
"Pemkab Biak Numfor juga memperhatikan 1.000 Hari Kehidupan Pertama (HPK) anak sejak janin di kandungan hingga lahir dan tumbuh kembang anak usia 59 bulan," katanya.
Sedangkan strategi lainnya, kata dia, Pemkab Biak melakukan peningkatan upaya promotif dan preventif dalam rangka perbaikan gizi anak. "Mengatasi stunting anak tidak bisa dilakukan DP3AKB sendiri, tetapi harus saling kolaborasi dan terintegrasi program supaya setiap tahun angka stunting turun lagi di bawah 16 persen," katanya.
Johanna mengakui pencegahan stunting sesuai Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting yang holistik, integratif dan berkualitas melalui koordinasi, sinergi, dan sinkronisasi, para pemangku kepentingan.
"Pemkab Biak Numfor optimistis dengan kerja bersama antar-instansi dapat mengurangi angka stunting hingga nol kasus pada 2024," ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2023