Satuan Reserse Narkoba Kepolisian Resor Kota (Polresta) Manokwari, Papua Barat, akan meningkatkan edukasi tentang bahaya penyalahgunaan narkoba yang menyasar ke seluruh sekolah di wilayah tersebut.
Kepala Satresnarkoba Polresta Manokwari IPTU Lukas Rosihol di Manokwari, Senin, mengatakan bahwa edukasi dan sosialisasi yang masif menjadi solusi dalam membentengi generasi muda dari pengaruh buruk peredaran gelap narkoba.
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2023
Kepala Satresnarkoba Polresta Manokwari IPTU Lukas Rosihol di Manokwari, Senin, mengatakan bahwa edukasi dan sosialisasi yang masif menjadi solusi dalam membentengi generasi muda dari pengaruh buruk peredaran gelap narkoba.
"Kami lebih aktif melakukan pencegahan sehingga tidak hanya penindakan saja," kata Lukas.
Menurut dia, upaya menekan peredaran narkoba yang didominasi ganja dari Papua Nugini membutuhkan peran serta seluruh pemangku kepentingan.
Oleh sebab itu kepolisian terus mengoptimalkan sinergi dan kolaborasi dengan pemangku kepentingan lainnya di wilayah kerja Polresta Manokwari.
"Tentu polisi tidak bisa bekerja sendiri dalam memberantas peredaran narkoba ini," tutur Lukas.
Selain itu, kata dia, peran aktif orang tua juga sangat dibutuhkan dalam memantau pergaulan masing-masing anak di luar lingkungan sekolah.
Hal ini akan meminimalisir generasi muda terkontaminasi dengan jaringan peredaran narkoba yang membahayakan kesehatan.
"Peran dari orang tua dan keluarga sangat berpengaruh terhadap upaya pencegahan itu," ucap Lukas.
Ia menduga kasus penyalahgunaan narkoba jenis ganja lebih mendominasi dibanding sabu-sabu karena faktor harga jual ganja yang murah.
Di sisi lain, minimnya pengawasan orang tua mengakibatkan generasi muda yang masih bersekolah mudah dipengaruhi.
"Karena harga murah sehingga transaksionalnya lebih banyak. Tapi ini butuh riset ya," kata dia.
Saat ini, ujar dia, ada tiga kasus yang masih dalam penanganan yaitu dua kasus ganja dan satu kasus sabu-sabu.
"Jumlah tersangka dari masing-masing kasus adalah satu orang tersangka," kata Lukas.
Menurut dia, upaya menekan peredaran narkoba yang didominasi ganja dari Papua Nugini membutuhkan peran serta seluruh pemangku kepentingan.
Oleh sebab itu kepolisian terus mengoptimalkan sinergi dan kolaborasi dengan pemangku kepentingan lainnya di wilayah kerja Polresta Manokwari.
"Tentu polisi tidak bisa bekerja sendiri dalam memberantas peredaran narkoba ini," tutur Lukas.
Selain itu, kata dia, peran aktif orang tua juga sangat dibutuhkan dalam memantau pergaulan masing-masing anak di luar lingkungan sekolah.
Hal ini akan meminimalisir generasi muda terkontaminasi dengan jaringan peredaran narkoba yang membahayakan kesehatan.
"Peran dari orang tua dan keluarga sangat berpengaruh terhadap upaya pencegahan itu," ucap Lukas.
Ia menduga kasus penyalahgunaan narkoba jenis ganja lebih mendominasi dibanding sabu-sabu karena faktor harga jual ganja yang murah.
Di sisi lain, minimnya pengawasan orang tua mengakibatkan generasi muda yang masih bersekolah mudah dipengaruhi.
"Karena harga murah sehingga transaksionalnya lebih banyak. Tapi ini butuh riset ya," kata dia.
Saat ini, ujar dia, ada tiga kasus yang masih dalam penanganan yaitu dua kasus ganja dan satu kasus sabu-sabu.
"Jumlah tersangka dari masing-masing kasus adalah satu orang tersangka," kata Lukas.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Polresta Manokwari tingkatkan edukasi bahaya narkoba di sekolah
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2023