Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Alberth Torey Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat sejauh ini belum pernah menangani pasien kasus gagal ginjal akut sebagaimana di daerah lain yang kasusnya meningkat akhir-akhir ini.

Direktur RSUD Alberth Torey Kabupaten Teluk Wondama dr Yoce Kurniawan di Wasior, Selasa, mengatakan meskipun belum ada temuan kasus gagal ginjal akut pada anak-anak di daerah itu namun warga masyarakat harus tetap berwaspada.

Meski demikian, Yoce meminta warga untuk tidak kuatir berlebihan.

"Sampai hari ini belum ada (kasus gagal ginjal akut). Pasien yang dicurigai gagal ginjal akut juga belum ada," kata Yoce.

Sesuai instruksi Kemenkes, katanya, RSUD Alberth Torey telah menghentikan sementara pemberian obat sirop bagi pasien, terutama pada pasien anak dan balita.

"Secara otomatis kita pasti jalankan instruksi itu. Karena kita harus waspada.  Tapi yang membuat gagal ginjal akut itu bukan obatnya tapi zat pendukungnya," ujar Yoce yang juga merupakan Ketua IDI Cabang Teluk Wondama itu.

Maraknya kasus gagal ginjal akut di Indonesia yang diduga dipicu oleh zat kimia ethylene glycol yang ditemukan dalam sejumlah obat sirop membuat warga khususnya para ibu di Teluk Wondama ikut resah.

Pasalnya obat sirop selalu menjadi pilihan utama para ibu ketika anak mengalami demam, batuk, pilek maupun penyakit lainnya.

"Baru-baru ini saya kasih anak saya obat sirop karena dia demam dan batuk. Paginya baru dengar berita bilang obat sirop dilarang karena bisa buat gagal ginjal untuk anak-anak. Makanya saya jadi panik, takutnya anak saya kenapa-kenapa," kata Maya Leihitu, salah seorang ibu rumah tangga di Manggurai, Wasior.  

Dia berharap secepatnya ada langkah nyata yang diambil pemerintah untuk memastikan semua obat yang beredar aman untuk dikonsumsi.
 

Pewarta: Zack Tonu B

Editor : Evarianus Supar


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2022