Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat, telah menyelenggarakan seleksi tertulis calon panitia pengawas pemilu (panwaslu) tingkat distrik atau kecamatan (panwaslu distrik) dengan jumlah peserta tes sebanyak sebanyak 243 orang.

Ketua Bawaslu Kabupaten Teluk Wondama Menahen Sabarofek di Wasior, Senin, mengatakan bahwa pelaksanaan seleksi secara luring atau offline pada hari Sabtu (15/10) di SMP Negeri Wasior itu.

Disebutkan bahwa 41 orang tidak hadir sehingga dinyatakan gugur. Adapun calon peserta anggota panwaslu distrik yang dinyatakan lulus seleksi administrasi sebanyak 284 orang.

"Sebanyak 41 orang yang tidak hadir itu tersebar di beberapa distrik, terbanyak dari distrik di wilayah pesisir dan kepulauan yang memang jauh dari Kota Wasior," kata Sabarofek.

Bawaslu Wondama sebelumnya telah menyebarluaskan informasi soal pelaksanaan seleksi tertulis calon anggota panwaslu distrik melalui media sosial. Selain itu, juga pengumuman tertulis yang ditempel di tempat-tempat umum, dan dikirimkan ke semua distrik.

"Pengumuman sudah jauh hari disampaikan melalui berbagai macam saluran informasi. Jadi, semestinya semua sudah mengetahui waktu dan tempat pelaksanaan tes tertulis ini. Kemungkinan ada kendala sehingga mereka tidak hadir," ujarnya.

Materi ujian tertulis itu disusun oleh Bawaslu RI. Materi soal baru diterima Bawaslu Kabupaten Teluk Wondama pada H-1 pelaksanaan tes.

Usai pelaksanaan seleksi, kata dia, semua soal yang tidak terpakai, termasuk soal cadangan, langsung dimusnahkan dengan cara dibakar di depan kantor bawaslu setempat.

Pelaksanaan tes tertulis dan pemusnahan tersebut dikawal langsung oleh tim supervisi dari Bawaslu Provinsi Papua Barat.

 
Bawaslu Kabupaten Teluk Wondama memusnahkan berkas soal yang tidak terpakai dan soal cadangan usai pelaksanaan tahapan seleksi tertulis calon anggota panwaslu distrik di halaman SMP Negeri Wasior. ANTARA/HO-Zack Tonu B.

Animo masyarakat Wondama untuk menjadi anggota panwaslu distrik, menurut dia, relatif cukup tinggi. Hal itu dibuktikan dengan jumlah pelamar yang mendaftarkan diri lebih dari 300 orang.

Salah seorang peserta tes bernama Daud Ramandey mengaku tertarik untuk menjadi anggota panwaslu distrik karena ingin mencari pengalaman sekaligus memperkuat pengetahuan tentang kepemiluan.

"Pada Pilkada 2020, saya jadi Ketua Panwaslu Distrik Teluk Duairi. Sekarang saya ikut lagi. Kalau nanti diterima, saya ingin bantu masyarakat untuk bisa memahami Pemilu ini dengan baik," ujar Daud, peserta asal Kampung Aisandami.

Sesuai dengan tahapan, peserta yang lulus tes tertulis selanjutnya akan mengikuti bagian terakhir dari seleksi panwaslu distrik, yaitu sesi wawancara.

Berdasarkan peringkat nilai dari tes tertulis dan wawancara, Bawaslu Kabupaten Teluk Wondama menentukan enam orang dengan peringkat terbaik dari setiap distrik/kecamatan untuk menjadi anggota panwaslu distrik.

"Bobotnya (nilai) 40 : 60. Sebanyak 40 persen untuk tes tertulis dan 60 untuk wawancara. Nanti hasilnya yang lulus enam orang karena dua kali kebutuhan. Jadi, tiga orang yang dilantik (peringkat tertinggi), dan tiga orang lainnya merupakan cadangan," jelas Sabarofek.

Pewarta: Zack Tonu B

Editor : Evarianus Supar


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2022