Tim SAR gabungan Kabupaten Teluk Wondama hingga Minggu (24/7) siang masih mencari keberadaan seorang penumpang perahu motor yang terbalik di perairan sekitar Kampung Sobey, Distrik Teluk Duari pada Sabtu (23/7) malam.
Kapolres Teluk Wondama AKBP Yohanes Agustiandaru yang dihubungi melalui sambungan telepon di Wasior, Minggu, menjelaskan dalam kecelakaan perahu motor berpenumpang sembilan orang itu, tujuh penumpang selamat, sedangkan satu penumpang lainnya dinyatakan meninggal dunia.
Korban meninggal dunia atas nama Kletus Arianto Said, berusia 25 tahun. Yanto, panggilan akrab korban, adalah warga Kefamenanu, Nusa Tenggara Timur (NTT). Jasad Yanto saat ini sudah berada di ruang pemulasaran jenazah RSUD Teluk Wondama.
Korban yang masih dicari atas nama Udin Ferimaks Totoks, juga warga NTT. "Saat perahu terbalik, satu penumpang yang tidak bisa berenang akhirnya meninggal, satu lagi hilang dan masih dalam pencarian," ujar AKBP Agustiandaru.
Identitas tujuh penumpang yang selamat, yaitu Novrianus Nino, Jemri Lasarus Tefnai, Maria Yasinta Bupu, Rianto Antonius Mage, Yudita, Bruno Said, dan Manggara. Manggara adalah warga lokal dan bertindak sebagai motoris. Seluruh penumpang perahu motor tersebut merupakan warga asal NTT.
Kapolres Wondama menyebut para penumpang menggunakan perahu nahas tersebut keluar dari Kampung Sobey pada Sabtu (23/7) malam sekitar pukul 21.00 WIT untuk pergi memancing ikan.
Setelah beberapa lama memancing, hujan mulai turun, sehingga sang motoris bermaksud menghidupkan mesin perahu untuk berpindah tempat. Namun, tiba-tiba perahu miring dan terbalik.
Mendapat laporan dari warga, aparat kepolisian langsung bergerak ke lokasi dan selanjutnya membawa tujuh orang yang berhasil selamat serta korban meninggal dunia ke RSUD Teluk Wondama.
"Untuk pencarian korban yang hilang, tadi pagi tim gabungan terdiri atas Polair, Polsek Wasior, Pospam Teluk Duari dan Basarnas, serta masyarakat di kampung melakukan penyisiran di sekitar lokasi perahu terbalik," kata Agustiandaru.
Bruno Said yang merupakan adik kandung korban meninggal dunia menuturkan saat perahu terbalik dia sempat menolong sang kakak yang tidak bisa berenang. Ketika itu sang kakak berjarak lebih kurang 20 meter dari dirinya.
"Saya sudah bawa dia ke perahu, tapi dia berat sekali, jadi susah (untuk berikan pertolongan). Kemudian saya berenang membawa dia ke darat, baru ditolong sama masyarakat, tapi tidak bisa (selamat)," tutur Bruno di ruang jenazah RSUD Teluk Wondama.
Sementara itu, korban yang masih hilang, menurut Bruno, bisa berenang. Hanya saja, saat kecelakaan terjadi, dia terpisah dari teman-temannya. Diduga yang bersangkutan terbawa arus.
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2022
Kapolres Teluk Wondama AKBP Yohanes Agustiandaru yang dihubungi melalui sambungan telepon di Wasior, Minggu, menjelaskan dalam kecelakaan perahu motor berpenumpang sembilan orang itu, tujuh penumpang selamat, sedangkan satu penumpang lainnya dinyatakan meninggal dunia.
Korban meninggal dunia atas nama Kletus Arianto Said, berusia 25 tahun. Yanto, panggilan akrab korban, adalah warga Kefamenanu, Nusa Tenggara Timur (NTT). Jasad Yanto saat ini sudah berada di ruang pemulasaran jenazah RSUD Teluk Wondama.
Korban yang masih dicari atas nama Udin Ferimaks Totoks, juga warga NTT. "Saat perahu terbalik, satu penumpang yang tidak bisa berenang akhirnya meninggal, satu lagi hilang dan masih dalam pencarian," ujar AKBP Agustiandaru.
Identitas tujuh penumpang yang selamat, yaitu Novrianus Nino, Jemri Lasarus Tefnai, Maria Yasinta Bupu, Rianto Antonius Mage, Yudita, Bruno Said, dan Manggara. Manggara adalah warga lokal dan bertindak sebagai motoris. Seluruh penumpang perahu motor tersebut merupakan warga asal NTT.
Kapolres Wondama menyebut para penumpang menggunakan perahu nahas tersebut keluar dari Kampung Sobey pada Sabtu (23/7) malam sekitar pukul 21.00 WIT untuk pergi memancing ikan.
Setelah beberapa lama memancing, hujan mulai turun, sehingga sang motoris bermaksud menghidupkan mesin perahu untuk berpindah tempat. Namun, tiba-tiba perahu miring dan terbalik.
Mendapat laporan dari warga, aparat kepolisian langsung bergerak ke lokasi dan selanjutnya membawa tujuh orang yang berhasil selamat serta korban meninggal dunia ke RSUD Teluk Wondama.
"Untuk pencarian korban yang hilang, tadi pagi tim gabungan terdiri atas Polair, Polsek Wasior, Pospam Teluk Duari dan Basarnas, serta masyarakat di kampung melakukan penyisiran di sekitar lokasi perahu terbalik," kata Agustiandaru.
Bruno Said yang merupakan adik kandung korban meninggal dunia menuturkan saat perahu terbalik dia sempat menolong sang kakak yang tidak bisa berenang. Ketika itu sang kakak berjarak lebih kurang 20 meter dari dirinya.
"Saya sudah bawa dia ke perahu, tapi dia berat sekali, jadi susah (untuk berikan pertolongan). Kemudian saya berenang membawa dia ke darat, baru ditolong sama masyarakat, tapi tidak bisa (selamat)," tutur Bruno di ruang jenazah RSUD Teluk Wondama.
Sementara itu, korban yang masih hilang, menurut Bruno, bisa berenang. Hanya saja, saat kecelakaan terjadi, dia terpisah dari teman-temannya. Diduga yang bersangkutan terbawa arus.
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2022